Juara bertahan Liga Italia, AC Milan masih berada di jalur yang benar menuju upaya mempertahanak gelarnya. Minggu dini hari, 11/9/2022 waktu Indonesia, mereka berhasil menang atas tuan rumah Sampdoria dengan skor 2-1.
Kemenangan lawan Sampdoria sebenarnya bukan hal istimewa bagi AC Milan. Namun kabar baiknya, kemenangan tersebut mereka raih di kandang lawan. Kemenangan yang pantas dirayakan karena mereka meraih kemenangan ini dengan tidak mudah.
Sempat unggul dan mendominasi babak pertama untuk kemudian harus bermain dengan sepuluh pemain sejak awal babak kedua. Kemasukan gol penyeimbang dan kembali unggul lewat sebuah tendangan penalti. Setelah itu Sampdoria yang lebih mendominasi serangan.
Bisa dibilang ini adalah kemenangan yang tidak terlalu meyakinkan, ugly win. Tapi ugly win, menang dengan kondisi terdesak memang patut disyukuri. Terdesak tapi masih bisa menang jelas diperlukan dalam perjalanan panjang perebutan gelar liga.
Dalam duel Sampdoria vs AC Milan di pekan keenam Serie A musim 2022/2023, yang menjadi catatan adalah keputusan-keputusan wasit yang memainkan peran penting dalam menentukan hasil dan jalannya pertandingan.
Yang pertama,
Gol gelandang serang AC Milan, Charles de Ketelaere dianulir oleh VAR. Gol kedua Milan yang seharusnya bisa membuat mental Milan semakin naik di babak pertama dibatalkan oleh wasit.
Ya De Ketelaere yang dibeli mahal Milan sampai lima game Serie A memang belum bisa bikin gol. Semalam ia sempat mencetak gol dengan cara yang unik. Pemain timnas Belgia itu  biasanya tidak jago dalam hal duel udara dan jarang mencetak gol lewat sebuah duel udara.
Hebatnya, saat itu ia berhasil membuat gol dari sebuiah duel udara, namun bukan dengan sundulan kepala seperti wajarnya sebuah duel udara, De Kaetelaere membuat gol melalui "sundulan punggung".
Ya bola yang tidak bisa dijangkau oleh Emil Audero, kiper Sampdoria yang berdarah Indonesia mengenai punggung De Ketelaere yang sedang melompat dengan tubuh jangkungnya. Bola pun masuk ke gawang Audero dan fans Milan bersorak gembira, easy win sepertinya karena sudah 2-0 di babak pertama.
Sayang wasit lalu memutuskan untuk melihat VAR. Tinjauan VAR berlangsung cukup lama dan hasilnya gol tersebut lalu dianulir wasit karena sebelum terjadi proses gol, bahkan sebelum proses assist oleh Rafael Leao, Olivier Giroud yang memantulkan bola ke Leao dinyatakan sudah berada pada posisi offside.
Gagal lah Charles de Ketelaere mencetak gol pertamanya buat AC Milan.
Aksi penting wasit yang kedua adalah pemberian kartu merah buat Rafael Leao. Babak kedua baru berjaln dua menit, Leao mencoba melakukan tendangan akrobatik dalam kotak penalti. Sayang tendangan bicycle kick tersebut dilakukan saat ada pemain belakang Sampdoria yang mengawalnya. Alhasil wasit menganggapnya melakukan aksi berbahaya dan berbuah kartu kuning kedua alias kartu merah. Leao pun harus mandi lebih cepat dan Milan terpaksa bermain dengan sepuluh pemain saat pertandingan masih tersisa satu babak.
Sampdoria pun meningkatkan intensitas serangannya untuk mengejar ketertinggalan. Lahirlah gol kedua di menit 57 melalui Filip Duric. Â
Gol tersebut ditinjau juga oleh VAR karena ada indikasi offside. Namun gol akhirnya disyahkan, 1-1 di papan skor dan waktu masih panjang. sepertinya Sampdoria sedang diatas angin.
Namun nyatanya Milan hanya perlu sepuluh menit untuk kembali unggul.
Aksi penting wasit yang ketiga membuahkan penalti dan gol kemenangan AC Milan. Berawal dari tendangan sudut Sandro Tonali, Giroud menuyundul bola. Tak ada yang aneh dan pemain Milan pun menganggap itu hanya akan menghasilkan corner sekali lagi.
Namun wasit berkata lain, VAR kembali digunakan. Hasil VAR terlihat tangan pemain Sampdoria menyentuh dan membelokkan arah bola sundulan Giroud. Wasit mengelurkan kartu kuning dan memberikan hadiah penalti untuk Milan.
Giroud sukses mengeksekusi penalti, gol dan Milan kembali unggul.
Menjelang akhir pertandingan Milan mulai konsentrasi mempertahankan keunggulan. Penyerang sayap kanan Junior Messias ditarik digantikan oleh Fikayo Tomori, seorang bek tengah. Lalu De Ketelaere si gelandang serang juga  diganti Ismael Bennacer gelandang bertahan.
Jadilah Milan dengan sepuluh pemain bermain memakai pola 5-3-1 saat bertahan dan 3-5-1 saat menyerang. Tiga center back: Kjaer, Tomori dan Kalulu.Â
Dua full back: Calabria dan Theo. Tiga gelandang bertahan: Tonali, Bennacer dan Pobega (yang kemudian diganti gelandang rekrutan baru Aster Vrancx). Satu striker: Giroud.
Kedalaman skuad Milan di semua posisi musim ini memang lebih baik dari musim kemarin, Pioli lebih leluasa memainkan strategi yang adaptif dengan kondisi di lapangan.Â
Padatnya jadwal karena juga bermain di Liga Champions membuat sebuah tim harus memiliki skuad yang dalam. Seperti kata Erik ten Hag, yang dibutuhkan bukan sekedar tim, tapi skuad.
Aksi wasit terakhir adalah kartu merah kepada pelatih Samp di menit-menit akhir pertandingan. Protes dan omelannya saat Theo Hernandez dianggap dilanggar pemain Sampdoria membuat Marco Giampaolo pelatih Sampdoria yang juga mantan pelatih AC Milan itu harus keluar dari lapangan.
Hidup wasit...
Lawan selanjutnya Milan adalah tim yang performanya sedang menanjak, Napoli. Saat ini Napoli memiliki nilai yang sama dengan Milan hasil empat kemenangan dan dua kali seri dari enam pertandingan. Bukan hanya itu, tengah pekan kemarin di Liga Champions Napoli mengalahkan Liverpool dengan skor 4-1.
Dengan Leao yang dipastikan absen, tantangan buat Stefano Pioli mengoptimalkan skuadnya yag sekarng lumayan dalam menghadapi salah satu penantang serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H