Timnas U16 berhasil lolos ke final Piala AFF U16 tahun 2022 setelah dengan susah payah mengalahkan timnas U16 Myanmar melalui adu penalti di Stadion Maguwoharjo Sleman Yogyakarta semalam. Sebuah prestasi yang pantas diapresiasi.
Tentu, U16 adalah sebuah turnamen kelompok umur, 16 tahun adalah usia remaja belia yang tugas utamanya  adalah belajar untuk mempersiapkan masa depan. Pun dengan sepakbola, sebuah turnamen kelompok umur remaja harusnya hal paling utama adalah pembelajaran dan pengalaman bertanding dan berkompetisi.
Apapun hasilnya sebenarnya bisa positif, tinggal bagaimana respons atau cara menyikapinya. Kalaupun kalah, tetap bisa positif karena ini bisa jadi pembelajaran untuk tahu kelemahan dan jadi tahu apa yang harus diperbaiki. Jika menang, juga positif karena bisa memupuk kepercayaan diri.
Tentu juga sebaliknya, apapun hasilnya bisa jadi negatif kalau respons atau cara menyikapinya salah. Misal sebuah kemenangan akan jadi negatif kalau kemudian itu menjadikan mereka sudah merasa menajadi bintang. Begitu pula kekalahan, akan jadi merusak kalau pengalaman itu tidak bisa ia lupakan, apalagi kalau sampai dibully netijen. Duh...
Meski begitu, menjadi juara tentu merupakan harapan kita semua. Bisa dilihat dari dukungan suporter yang hadir di Stadion Maguwoharjo. Juga jam tayang di tv, jam 20.00, prime time dengan banyak iklan...
Indonesia lolos ke semifinal sebagai juara grup A sedangkan Myanmar lolos sebagai juara grup C. Sebagai tuan rumah, Indonesia berusaha untuk mengambil inisiatif penyerangan.
Tampil mendominasi sepanjang pertandingan bukan berarti kemenangan mudah didapat. Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan timnas Indonesia U16 tidak juga menghasilkan sebuah gol. Rapatnya barisan pertahanan Myanmar, terutama di kotak penalti membuat serangan Indonesia selalu mentah.
Faktor lain adalah kurang tenang dan kurang variasi serangan. Membongkar pertahanan berlapis jelas perlu kesabaran dan kreativitas. Ini yang masih sangat perlu diasah di timnas remaja U16 kita ini.
Asyik menyerang justru tim Myanmar yang sukses membobol gawang Indonesia. Serangan sporadis mereka memang sesekali membahayakan gawang Indoinesia. Gol Myanmar terjadi dari hasil umpan lambung ke kotak penalti yang salah diantisipasi oleh barisan pertahanan Indonesia.
Keputusan kiper untuk maju menghalau bola tidak dibarengi dengan komunikasi yang paripurna dengan pemain bertahan. Kiper tidak sepenuhnya leluasa menghalau bola sehingga halauan bolanya tidak maksimal dan malah mengarah ke pemain Myanmar.