Gak tahu apakah masalah stamina atau masalah fokus. Ya sebaiknya ya jangan sering-seringlah bikin lawan leluasa pegang bola bahkan membiarkan mereka nyaman dan berkembang. Mengtur tempo memang perlu tapi membiarkan lawan mengembanglan permainan jelas bahaya. Apalagi kalau level lawan sekelas tim yang nanti akan ikut Piala Dunia U20 tahun depan. PR tim ini masih amat banyak...
Kabar gembiranya. setidaknya tiga nama pemain depan yang dibawa Shin cukup lumayan penampilannya, minimal mereka sudah membuktikan bisa bikin gol.
Ini penting karena seperti yang kita tahu bahwa di level timnas senior Shin Tae yong selalu pusing ihwal striker.
Rabbani Tasnim Siddiq terlihat cukup menjanjikan. Dengan postur tinggi dia tampak memiliki ketajaman serta determinasi yang cukup baik.
Hokky Caraka juga membuktikan mampu mencetak gol meski tercatat ia hanya tampil istimewa di satu laga saat quatrick ke gawang Brunei.
Satu lagi tentu, Ronaldo Kwateh, yang secara teknis sebenarnya lebih unggul dari dua nama di atas, namun rasa lapar untuk mencetak gol dan gairah bermainnya sepertinya masih perlu ditingkatkan. perlu lebih galak lagi untuk jadi striker berkelas. Ekspektasi publik terhadapnya juga sangat tinggi dan dia sepertinya belum mampu memenuhi ekspektasi tersebut.
Ya, minimal mereka mampu mencetak gol walau belum benar-benar meyakinkan karena mereka terbukti gagal membobol gawang Thailand dan Vietnam. Ironisnya, kegagalan mencetak gol lawan dua tim kuat tersebutlah yang menjadi biang kegagalan lolos ke semifinal.
Soal gagal lolos. ya sedari awal memang turmamen ini cukup aneh, mulai dari pembagian grup yang terkesan random: Indonesia, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Filipina jadi satu grup sementara di grup sebelah Malaysia. Laos, Singapura, Timor Leste dan Kamboja.
Ya sebenarnya tidak masalah, wong namanya juga liga remaja ya seharusnya memang bukan urusan prestise yang jadi tolok ukur akhirnya. tapi pengembangan pemain. Ya walau terlihat wagu tapi okelah pembagian grup yang random.
Trus, penentuan head to head. Lha Indonesia kan sebenarnya gak kalah secara head to head, wong nilainya sama hasil dari dua kali seri dan selisih gol juga tidak mengandung defisit pembeda. Hanya berbeda soal prodiktivitas.
Dan soal Vietnam dan Thailand main santai di 10 menit akhir, ya mau gimana lagi waktu tinggal 10 menit sudah sama-sama lolos ya mau apa lagi?