Keputusan pelatih memilih Asnawi untuk mengeksekusi penalti juga sebenarnya cukup aneh karena selama ini baik di Ansan maupun di Indonesia, Asnawi memang jarang terlihat sebagai eksekutor penalti reguler. Apakah sang pelatih memang sedang melakukan strategi marketing, mengambil hati netijen Indonesia dengan memberi kesempatan bagi Asnawi?
Bulan April, Asnawi pernah terpilih menjadi pemain terbaik di K-League 2 padahal saat itu dia masih jarang dimainkan 90 menit karena masih beradaptasi. Alasan Asnawi terpilih jadi pemain terbaik ya karena metode pemilihannya yang melalui vote. Kita semua tahu, kekuatan netijen Indonesia. Bagi klub kecil seperti Ansan, netizen Indonesia adalah potensi besar tentunya...
Kalau penalti itu gol tentu akan banyak netizen Indonesia memberikan komentar puja-puji setinggi langit. Jadi ya, ada untungnya juga sebenarnya penalti itu gagal, setidaknya menmbuat Asnawi tidak jadi mabok pujian.
Mabok pujian ini bagi seorang atlet muda sangat berbahaya. Di masa awal karier adalah masa dimana seorang atlet lebh banyak belajar, menyerap banyak masukan baik itu dari pengalaman di lapangan maupun dari pergaulan, masukan dari para pelatih dan juga penikmat sepakbola.
Sayangnya, masukan dari netijen Indonesia banyak yang berada di dua ekstrem : pujian setinggi langit jika sukses dan makian atau bully-an ketika gagal. Dua-duanya bukan asupan yang sehat bagi mental pemain muda.
Sisi baik lain, Asnawi jadi punya momen untuk belajar "mengelola" penggemarnya. Lha iya, pemain bola kan kalau sudah level timnas memang sudah menjadi public figure. Menjadi public figure juga bukan hal yang mudah, perlu sikap yang mendukung untuk sukses menjadi public figure.
Minimal Asnawi tahu rasanya berada dalam sebuah dilema: mengahadapi harapan tinggi masyarakat Indonesia dan menjaga hubungan baik dengan koleganya di perantauan. Masyarakat Indonesia jumlahnya ratusan juta dengan keunikannya masing-masing, perlu kedewasaan untuk menghadapinya. Di sisi lain, fokus utama Asnawi ya menjadi pesepakbola profesional yang bermain secara tim di klubnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI