Mohon tunggu...
YAYUK SUSENO
YAYUK SUSENO Mohon Tunggu... -

berikan yang terbaik untuk hidupmu,,,jangan pernah merasa lelah karena nanti lelahmu itu akan terbayar dengan kesuksesanmu ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Keagungan Seorang Ibu"

22 Desember 2010   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah Anda pernah terpikir bahwa seorang ibu merupakan madrasah pertama yang menjadikan kita sekarang dalam keadaan baik? Pernahkah terpikir betapa besarnya jasa seorang ibu membesarkan kita ? Sudahkah kita memberikan kebaikan kepada ibunda kita? Sudahkah kita berdoa hari ini untuk ibunda yang sudah wafat?

Ya betapa besarnya kasih sayang ibunda kepada kita semua. Namun sayang kita sering lupa. Kita kadang-kadang marah ditegur ibunda. Kita kesal kalau ibunda menanyakan sudahkah kita shalat? Sudahkah kita ngaji? Sudahkah kita berdoa sebelum makan? Sebelum tidur? Sebelum belajar ?

Kasih ibunda tidak bisa dibalas dengan uang. Kasih sayang ibunda tidak pantas dibalas dengan muka cemberut, kesal dan marah? Apalagi ibunda dihardik. Itulah mengapa Al Quran dengan tegas melarang bahkan mengatakan”ah” (uffin). Teguran kepada kita untuk senantiasa sayang kepada ibunda. Dialah yang menumpahkan kasih sayang kepada kita,melindungi ketika dingin dan memeluk kita ketika kedinginan atau ketakutan.

Ibunda juga yang membesarkan hati kita tatkala kesedihan karena musibah dialami kita. Ibunda pula yang Rasulullah SAW suruh agar kita berbuat baik sebanyak mungkin. Rasulullah sampai berkata tiga kemudian barulah ayahanda. Ibunda tersayang itulah yang harus kita sapa, kita telepon, kita besarkan dan kita doakan.

Membuat prestasi yang tinggi, akan membahagiakan ibunda. Betapa syukur dan bahagianya ketika ibunda kita mendengar prestasi di sekolah, prestasi di kantor dan prestasi di dalam karir kita. Semuanya dibalas ibunda kita dengan doa, doa dan doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun