Mohon tunggu...
Yhosia
Yhosia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bermain Piano Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Universitas : Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K11_Penggunaan Model Panopticon Bentham untuk Pendisiplinan dan Hukuman

9 November 2022   20:57 Diperbarui: 9 November 2022   21:09 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panopticism merupakan sesuatu model pelaksanaan strategi disiplin( baik metode- metode serta sarana- sarananya), yang keras serta ketat bagi arsitektural Panopticon yang dirancang oleh Jeremy Bentham. Bentham mengajukan sesuatu model arsitektur buat penerapan disiplin yang dinamakan Panopticon. Bangunan Panopticon ialah bangunan besar, berupa melingkar dengan banyak kamar di selama tepi lingkarannya serta di tengah- tengahnya ada tower pengamat. Tiap kamar yang ada di selama bundaran tepi bangunan mempunyai 2 jendela, satu menghadap ke pusat tower yang membolehkan terdapatnya pemantauan langsung dari tower serta yang satu lagi berperan selaku penerus sinar dari sel yang satu ke sel yang lain. Model Panopticon memakai metode pencahayaan serta menempatkan orang pada posisi yang bisa dilihat tiap waktu dari tower pengawas. Segala pemantauan yang hendak dicapai lewat bangunan besi, melingkari tower pengawas.

Segala gerak juga terpantau jelas dari tower pengawas. Narapidana tidak ketahui siapa serta berapa yang mengawasi. Mereka cuma ketahui, dirinya diawasi. Sistem panopticon jadi wujud pengawasan yang membolehkan buat menemukan kepatuhan serta keteraturan dengan meminimalkan aksi yang susah diramalkan. Prinsipnya, pengawasan dapat dicoba secara diskontinu, sebaliknya dampak pemahaman diawasi secara kontinu. Kekuatan sistem panopticon terletak pada keahlian mendesak terbentuknya internalisasi pengawasan. Sistem ini ialah model berfungsinya penegakan disiplin yang bisa diterapkan di seluruh bidang. Dia jadi wujud pengawasan yang tidak memerlukan lagi kekerasan raga. Keuntungan sistem panopticon itu paling tidak terdapat 3 berbagai. Awal, dari segi ekonomi, membuat penerapan kekuasaan ataupun pendisiplinan lebih murah. Kedua, dari segi politik, ialah wujud kontrol yang tidak nampak serta menghindari perlawanan, akibat kekuasaan sosial ini menjangkau secara intensif serta luas dengan efek kegagalan rendah. Ketiga, mengoptimalkan khasiat fasilitas pedagogi dengan tekanan mengoptimalkan kedudukan unsur- unsur dalam sistem.

Penerapan kekuasaan yang dimaksudan oleh Foucault itu sendiri disebabkan wujud penjara yang didesain oleh Jeremy Bentham yang dinamakan penjara Panopticon, yang mana penjara tersebut merupaan cerminan aplikasi hendak kekuasaan yang dicoba oleh para sipir kepada narapidana. Desain penjara Panopticon yang terbuat oleh Bentham terbuat membundar, yang wujudnya mengelilingi dimana tujuannya pembuatan yang semacam itu buat mempermudah pengawasan kepada para narapidana yang terdapat dipenjara. Aplikasi kekuasaan yang dipraktikan oleh para sipir dengan metode pada bagian yang terdapat ditengah penjara tersebut ditaruh lampu sorot yang mana terus berbalik serta menyorot keseluruh bagian buat mengawasi tiap kamar ataupun dinding yang diisi oleh para narapidana, diputarputarnya lampu sorot tersebut, supaya narapidana merasa jika mereka tengah diawasi.

Sejarah Panopticon

Jeremy Bentham dalam perjalanannya ke Krichev di Rusia Putih pada tahun 1786 guna mendatangi saudaranya, Samuel, yang ikut serta dalam mengelola proyek- proyek industri. Disitu samuel memperlihatkan zona kerjanya, suatu bangunan melingkar di pusat proyek yang menjadikannya suatu fasilitas buat para beberapa kecil manajer mengawasi begitu banyak kegiatan tenaga kerja, baik ataupun kurang baik dari tempat dia berdiri. Jeremy setelah itu tertarik serta mulai meningkatkan model ini buat di berlakukan pada bangunan penjara. Sehabis kembali ke Inggris dari Rusia, Bentham terus bekerja pada gagasan penjara Panopticon, serta ditugaskan foto dari arsitek, Willey Reveley. Pada 1791, dia menerbitkan modul yang sudah ditulis selaku suatu novel, serta dia terus menyempurnakan proposal sepanjang bertahun- tahun setelahnya.

Karakter Desain Panopticon

Desain Panopticon terdiri atas struktur melingkar dengan" inspeksi rumah" di pusatnya, dimana para staff lembaga bisa memandang, mengawasi serta mengendalikan para tahanan dari kejauhan yang ditempatkan di dekat perimeter tanpa disadari oleh Narapidana itu sendiri. Meski berikan kesan terawasi wilayah teritori berbentuk kamar sel dari Narapidana masih ada di situ, sebab satu sel cuma ditempati oleh satu Narapidana saja. Sebagian besar Lembaga di Indonesia menempatkan lebih dari satu narapidana di dalam satu sel, perihal ini tidak membolehkan para penghuninya buat memiliki teritori ataupun wilayah pribadinya sendiri. Teritori berperan selaku faktor agresi tetapi pula dapat jadi stabilisator buat menghindari agresi. Agresi lebih universal terjalin pada keadaan teritori yang belum tercipta nyata ataupun dalam perebutan. Perebutan wilayah Teritori merupakan permasalahan yang sangat rentan terjalin didalam Penjara. Kala ruang- ruang mempunyai sesuatu ciri ataupun batasan yang menghalangi teritori ruang tersebut dengan teritori ruang yang lain teruji vandalisme serta kejahatan menurun. Bila para penunggu diberi peluang buat mempunyai teritori individu, hingga atmosfir sosial yang terbentuk di bangsal- bangsal bisa tingkatkan perasaan positif.( Barton 1996; Holahan, 1967; Holahan& Saegert, 1973). Batas teritori yang jelas hendak lebih sanggup menghasilkan stabilitas serta kurangi peseturuan di antara kelompok manusia serta pula pada dunia fauna( O' Neal,& McDonald, 1976). Batas teritori yang sangat jelas. Desain ruang dalam Panoptic melingkar serta terdiri dari 3 bagian ialah ruangan sel pada bagian terluar spesial buat para Narapidana, setelah itu perputaran ataupun jarak antara ruang sel serta menara, saat ditengah bundaran ialah menara pengamat spesial buat sipir penjara.

SUMBER

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun