Restart di komputer itu memang enak, kita tinggal tekan tombol reset, sudah kembali dengan baik, tetapi bagaimana jika kehidupan kita yang di reset lagi. Hal itu tentunya tidak semudah komputer, karena menyangkut hal hal yang pernah kita lakukan, atau sedang berlangsung menjadi kembali ke titik nol. dalam hal ini adalah penyakut reset pada pekerjaan dan pendapatan.
Mungkin saja kita harus kembali mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaan yang akan kita kerjakan sekarang, pendapatan baru yang bisa saja menjadi lebih berkurang dari sebelumnya, Kompetensi – kompetensi kita yang di masa sebelum reset sangat unggul bisa jadi akan menjadi tidak lagi secara optimal digunakan, waktu akan membimbing lagi kepada kita dengan kompetensi kompetensi baru yang lebih baik.
Restart bisa jadi menjadi hal baik, karena kita seperti memasuki sebuah kehidupan baru yang akan keluar dari rutinitas biasa yang sudah membosankan dan mencapai titik jenuh. Cuman masalahnya apakah bisa kita sebagai manusia yang bertambah umur sistem tubuh kita menyesuaikan dengan ritme pekerjaan baru yang benar-benar new job. tubuh manusia bukan perangkat hardware dan software komputer yang bisa diupgrade setiap saat sesuai perkembangan.
Bagaimana menghadapi restart kehidupan ini, jalani dengan ikhlas dan kerjakan sesuai kemampuan dengan bertahap dan lebih baik.
Jika kita kembali dihubungi oleh pekerjaan di masa lalu yang ingin memakai kompetensi kita, secara profesional harus dibayar lebih mahal dari kebiasaan masa lalu, karena kita telah melewati waktu dan perasaan yang berbeda selama menjalani restart.@y2nhn
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H