Penulis : Yhana Galingga
Secangkir kopi, kehidupan itu dimulai, seperti efek caffein yang di kandung oleh kopi, akhirnya menjadi kecanduan, setiap hari tanpanya, melemahkan kehidupan, bahkan mungkin meredupkan hari, mataharipun seakan tak pernah terang bila dia tidak hadir dalam hariku.
Tamborra Satyaki Lelangit Buana, Dipanggil Borra, seorang pria yang tidak bisa digambarkan dengan rinci sosoknya, kehadirannya sebagai keajaiban mengisi suatu waktu yang tepat. Borra adalah generasi urban, masih muda, energik dan sedang berada pada fase optimal sebagai lelaki. Minura ajeung Ambarwati, Wanita yang hebat, mewakili sosok yang tidak sama dengan wanita kebanyakan, sepertinya merupakan wanita yang terpilih dan telah lolos dari berbagai macam perjalanan yang menakjubkan. Mereka bertemu dalam satu perusahaan yang sama dan menjalin hubungan yang tidak jelas, terkadang melewati batas sebagai hubungan biasa-biasa saja, antara romantisme, marah dan kesedihan. Â
Borra memiliki memiliki sahabat-sahabat yang mempengaruhi hidupnya, karena tinggal di tempat yang sama, Dika, Randi dan Anto, dimana Borra bisa membantu mereka jika menemukan persoalan-persoalan, terkadang hadir sebagai seorang kakak, hingga pada satu waktu, muncul permasalahan yang cukup berat bagi karier Borra, perusahaan tempat kerja Borra sedang ada proyek besar, tetapi dalam pelaksanaannya ada oknum-oknum yang Korup, intimidasi karyawan, para oknum tersebut merupakan orang-orang penting diperusahaan sehingga membentuk mafia yang terorganisir, Borra adalah  salah seorang karyawan yang handal, dan bikin mereka ketakutan, karena kejahatan mereka akan terbongkar, para sahabatnya menjadi tumpuan dan rela menjadi pembela dirinya, bertempur bersama menghadapi para mafia tingkat tinggi. Pada suatu senja setelah melewati semuanya , Borra mengatakan “ I’m Winner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H