Diceritakan kembali oleh: Yheni Mulyaningsih
Cerita ini merupakan cerita rakyat Bojonegoro yang merupakan sebuah bagian dari rangkaian cerita Sang “Legenda” Bojonegoro; Prabu Angling Dharma. Seorang raja arif bijaksana Kerajaan Malowopati yang konon dikutuk oleh Tuhan menjadi seorang Burung Mliwis Putih.
Cerita ini berawal di sebuah desa terpencil di Bojonegoro, hiduplah keluarga sederhana. Yaitu, Ki Demangklungsur dan istrinya Nyi Demangklungsur yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Jaka Gedug yang memelihara seekor Burung Mliwis yang merupakaan jelmaan dari Prabu Angling Dharma.
Tak jauh dari tempat mereka tinggal, di sebuah gubuk kecil, hiduplah sepasang suami istri yang baru saja menikah beberapa hari lalu yang bernama Ki Bermana dan Nyi Bermani. Pada saat itu, Nyi Bermani sedang hamil muda dan menginginkan suaminya pergi ke hutan untuk mencarikan dirinya sebotol madu.
Di samping gubuk mereka, terdapat sebuah pohon yang rindang. Di pohon tersebut, tinggallah seorang jin yang ternyata diam-diam menaruh hati kepada istri Ki Bermana. Namun sayangnya, jin tersebut mendengar perbincangan antara dua pasangan tersebut.
Tak lama setelah berbincang dengan Nyi Bermani, Ki Bermana bergegas pergi ke hutan untuk memenuhi keinginan istrinya tersebut. Jin yang tinggal di pohon besar itupun dengan segera mengubah dirinya menjadi sosok Ki Bermana. Jin yang telah menjelma menjadi Ki Bermana itupun mengetuk pintu rumah Nyi Bermani . Alangkah senang dan terkejutnya Nyi Bermani mendapati suaminya dengan cepat dapat mendapatkan madu dari hutan yang ia inginkan.
Seperti biasa, Nyi Bermani kembali melakukan aktivitas rumah sembari menyiapkan wadah untuk madu tersebut. Namun, tiba-tiba ada sesorang yang mengetuk pintu rumah mereka. Nyi Bermani bergegas membuka pintu tersebut. Nyi Bermani begitu terkejut ketika melihat Ki Bermana sudah berada di depan pintu dengan membawa sebotol madu yang ia inginkan.
Ki Bermana “palsu” yang sedang di dalam kamar pun menuju pintu karena mendengar suara Ki Bermana. Nyi Bermani menjadi semakin bingung ketika mendapati suaminya menjadi kembar. Kedua Ki Bermana tersebut saling beradu satu sama lain. Mereka bertengkar saling mengatakan bahwa salah satu dari mereka adalah suami Nyi Bermani yang asli.
Nyi Bermani merasa kebingungan dan tidak tahu bagaimana cara untuk mengetahui mana suaminya yang asli. Ia mengajak kedua suaminya itu menuju kediaman Prabu Dharmawasesa yang merupakan seorang pimpinan di daerah tersebut.
Sesampainya Nyi Bermani di kediaman Prabu Dharmawasesa, Nyi Bermani bertekuk lutut sambil menangis dan memohon bantuan kepada Prabu Dharmawasesa untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh Nyi Bermani.
Dengan bijak, Prabu Dhramawasesa menyelenggarakan sebuah sayembara yang berisi bahwa siapapun yang dapat membuktikan suami Nyi Bermani yang asli akan mendapatkan jabatan di pemerintahan Prabu Dharmawasesa.