Drama Sepatu Pak Mantri
Di Desa Belahan Surga, Peternak bersaing untuk menjadi penghasil ternak terbaik.
Ada Pak MAN yang berternak sapi. Ada Pak BeNI yang berternak kambing. Ada Pak BaRI yang berternak kerbau. Ada juga Bu TiN yang berternak ayam. dan tentu ada Pak Mantri yang mengawasi kesehatan ternak-ternak itu.
Tahun-tahun terakhir ini peternakan sapi Pak MAN memang lagi kurang baik,Tak banyak susu sapi yang didapat,Tak banyak daging sapi yang bisa dijual, pun tak banyak anak sapi yang bisa dilahir dan dibesarkan,
Sementara, Daging Kerbau yang dihasilkan desa itu semakin banyak, Sewa tenaga Kerbau untuk bejak sawah semakin banyak, Anak-anak kerbaupun lahir dan segera cepat besar.
Takut hilang pamor, sebagai Peternak paling besar dan paling sukses, Pak MAN pun merancang strategi, Seolah akan ada Peternak desa seberang yang akan menghabisi kejayaan peternak Desa Belahan Surga. Pak MAN pun membuat proposal kepada Pak Mantri untuk mengambil Bu TiN sebagai anaknya, dengan alasan ternak Bu TiN kecil dan perlu di besarkan, serta dia telah menempatkan tiga anaknya sebagai tukang kebun, tukang sabit rumput, dan Mandor.
Pak MAN bisiki Pan Mantri kalo Bu TiN tidak bisa menyediakan ayam untuk keperluan telur dan daging ayam untuk desa Belahan Surga ini, bahkan dibisikkan pula kalau ayam-ayam Bu TiN banyak yang terkena penyakit.
Padahal kekurangan penyediaan telur ayam dan ayam pedaging yang mencapai 800 ribu butir telur dan 800 ribu kilogram daging ayam itu tidak seluruhnya dikarenakan kemampuan Bu Tin memelihara ayam, melainkan juga kurangnya tempat untuk peternakan ayam karena aturan tempat harus berada minimal 5 km dari pusat desa, harga telur ayam yang tidak boleh lebih dari Rp.5 ribu/kg dan jenis ayam yang boleh dipelihara.
Namun karena Pak Mantri yang satu ini memang suka bergerak cepat (meksi grusa-grusu) langsung membuat surat agar Bu TiN segera jadi anak Pak MAN dengan alasan supaya ternaknya bisa lebih sehat di kandang sapi, juga biar kandangnya semakin luas, katanya....
Yang terjadi adalah ketika ayam-ayam ini akan digabungkan dengan sapi adalah marahnya hampir 10.000 pegawai peternakan Bu TiN (yang di bilang Pak Mantri hanya satu, dua atau segelintir pegawai) dan memprotes kepada Pak Kepala Desa.
Pak Kades yang memang salah satu penyuka telor dan daging ayam dan merupakan pelanggan Bu TiN inipun menyuruh Pak Sekretaris Desa untuk mengingatkan Pak Mantri agar tidak begitu saja menyuruh Bu TiN jadi anaknya Pak MAN, harus difikirkan manfaat dan madhorotnya terlebih dahulu, apalagi saat ini Pak Jagoboyo Desa sedang menyiapkan lahan untuk kandang ayam terpadu dimana sumber air dan pakan ayam bisa terus tersedia sepanjang tahun.