Mohon tunggu...
Yety Ursel
Yety Ursel Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu merasa kurang banyak tau

Menulis untuk menyalurkan energi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(DEAR PPA) Perempuan Tanpa Gincu

1 Maret 2015   00:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nomor Peserta 58

Ini bukan tentang langkah gemulai seorang perempuan

Berjalan  tertunduk, sembunyi rona pipi

Bayangnya melintas sisakan aroma surga

Harapkan sentuh jemari lentik gemerincing perhiasan

**

Ini tentang perempuan yang tak sempat berhenti

Sepanjang hari menembus belukar berduri

Bahunya mengeras karena tekanan beban

Pijar matahari menyengat menghitamkan

**

Perempuan-perempuan yang tak sempat berdandan

Lupa di mana letakkan gincu pemerah bibir

Apalagi perona pipi dan alis mata

**

Waktu paksanya tuk terus bergerak

Tak tahu batas akhir perhentian

Hanya berbekal sedikit harap

Di balik awan ada butir air yang kan jatuh

Bisa basahi kerongkongannya yang kering

**

Ini tentang  perempuan-perempuan pembelamu

Yang tetap setia melangkah dalam lelah

Doanya  terucap diam-diam

Bukan hanya untuk dirinya, untukmu juga…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun