Ini adalah kali ke-2 saya bisa hadir di pesta akbarr Kompasiana. Kompasianival. Sebelumnya saya hadir di Kompasianival 2013 di Gandaria City. Tahun 2014 absen. Ada beberapa alasan yang membuat saya tidak hadir, dan alasan yang paling utama karena saya tidak yakin bisa berkumpul bersama warga Desa Rangkat, komunitas cinta sederhana, karena tidak adanya booth bagi komunitas.
Kehadiran saya di Kompasianival 2014, sudah saya rencanakan sejak sebulan sebelumnya, sangat bersemangat, yaitu setelah Babeh Helmi menginformasikan bahwa panitia menyediakan booth bagi komunitas seperti saat di Gancit.
Sepuluh hari sebelum tanggal 22 November, kami warga Desa Rangkat mulai disibukkan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di booth. Jika di tahun 2013 Desa Rangkat sangat heboh dengan memindahkan Pos Ronda ke Gancyt maka di tahun 2014 ini kami mencoba tampil beda, sederhana tetapi sesuai dengan tema. Di booth Desa Rangkat kami memamerkan karya-karya warga rangkat berupa buku-buku yang ditulis oleh anggota komunitas. Memperlihatkan kiprah yang pernah kami lakukan, mengubah yang maya menjadi nyata dengan memamerkan foto-foto aksinyata Desa Rangkat bagi dunia nyata berupa pendirian Pojok Baca Rangkat di dua lokasi, yaitu di Tangerang dan di Tasik Malaya.
Melalui foto-foto PBR ini kami ingin mengatakan bahwa kami ada, bukan sekedar maya. Kami ada dan berusaha berbagi melalui pendirian PBR tersebut. Itulah aksi kami untuk Indonesia.Kami akanjadikan pendirian PBR ini kegiatan rutin tahunan. Tahun 2015 ini lokasi yang terpilih untuk mendirikan PBR ke-3 adalah kota Padang Sidempuan. Sumatra Utara.
Sebagai hiburan, booth Desa Rangkat juga menyelenggarakan Games berhadiah. Kami membagikan beberapa buku, mug cantik, pin, gantungan kunci, dan kalender kepada pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan seputar sejarah dan tokoh sastra nasional. Pilihan pertanyaan seputar sastra ini, bukan tanpa tujuan. Kami ingin, sebagai pencinta fiksi, kita semua tetap menganggap penting pengetahuan/wawasan tentang dunia sastra.
Yang tidak kalah serunya, di booth Desa Rangkat kami menyediakan tumpeng dan nasi kuning untuk para Kompasianer yang singgah dan menyempatkan diri bercengkerama. Bukan itu saja, meskipun kami bukan komunitas penghobby memasak, kenyataannya booth kami banjir makanan, banjir tamu, dan banjir pelukan.
Bonus lainnya bagi yang singgah ke booth Desa Rangkat adalah berfoto bersama Pocong Pingky yang seksi.
Akhirnya, saya mewakili komunitas Desa Rangkat mengucapkan terima kasih kepada Kompasianer yang telah sudi mampir ke booth kami. Semoga persahabatan yang kami tawarkan akan tetap terjalin indah. Selanjutnya bagi yang belum sempat mampir, agar anda tidak kehilangan moment itu lagi, di Kompasiananival 2015 nanti temukanlah logo dan wajah-wajah seperti yang ada pada foto-foto di bawah ini, kami semua akan menyambut hangat anda semua. Karena kami adalah warga Desa Rangkat, Warga yang selalu mengutamakan rasa cinta. Cinta sederhana.
Bersama Mbak Yanti, istri Bapak Edy Priyatna, Bangga jadi warga desa Rangkat.
Yang begini adanya di Desa Rangkat
Di Desa Rangkat, Pocong aja ramah
Mas Fandi Sido si Jago Fiksi, nikmati nasi tumpengnya desa Rangkat
Booth Desa Rangkat, tak pernah sepi.. Sampai jumpa di Kompasianival 2015...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H