Mohon tunggu...
Yesy Erdina
Yesy Erdina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang dengan kegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyuluhan dan Sosialisasi Bahaya Bullying sebagai Upaya Meningkatkan Mental Health Pelajar Tingkat Dasar (SD)

19 Februari 2024   01:11 Diperbarui: 20 Maret 2024   19:51 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) https://umm.ac.id/ yang mengusung tema terkait Bullying yang sekarang marak diberitakan oleh berbagai media. Kegiatan ini bertempat di SD N 1 Ngijo Kec. Karangploso Kab. Malang dengan sasaran siswa siswi kelas 5SD yang akan merambah ke dewasa dan bersiap untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Para mahasiswa dibawah bimbingan dosen Fitrian Aprilianto, S.E., M.E. dengan PMM Bhaktiku Negeri kelompok 93 gelombang 3 dengan jumlah anggota lima orang diantaranya adalah Garda Bazani A 202110110311210 (prodi hukum), Annisa Widya Rahmawati 202110110311202 (prodi hukum), Sutiani Wulandari 202110310311022(prodi Sosiologi), Yesy Erdina Lestari 202110310311016(prodi Sosiologi), dan Kinlung Steven M 202110160311296 (prodi manajement).

Menurut Bu Rizki selaku wali kelas 5 guru SD N 1 Ngijo mengatakan bahwa "kegiatan bully yang sering anak-anak lakukan diantaranya adalah mengolok dengan panggilan nama orangtua, menyembunyikan sepatu, pembullyan fisik, berkata kotor dan lainnya, mbak dan mas mungkin bisa diamati juga ketika melakukan kegiatan"

Melihat permasalahan tersebut kelompok PMM 93 sepakat membuat program kerja utama berupa sosialisasi anti bullying, pendidikan berkarakter, serta assesment yang dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama didalam kelas. Sehingga dengan hal tersebut dapat kita ketahui bagaimana perilaku siswa siswi SDN 1 Ngijo serta melakukan edukasi pencegahan bullying yang akan lebih parah terjadi.

Pada hari pertama (19/01/24) kegiatan PMM ini dibuka bersama Bapak Kepala Sekolah Hari Purnomo,S.Pd.,M.Pd yang menyampaikan "harapan besar yang diberikan kepada mahasiswa untuk melakukan edukasi seberapa berbahaya bullying yang dilakukan akan menimbulkan dampak yang sangat fatal dan semoga dengan mudah diterima oleh siswa siswi kami". Hari kedua (20/01/24) melakukan pengenalan serta pengamatan kepada siswa siswi selama program belajar mengajar.

Dokpri
Dokpri

Melalui program pendidikan berkarakter (23/01/24) dengan materi siswa bertanggung jawab, jujur, dan toleransi mampu mengembangkan kepribadian anak menjadi lebih baik dengan memberikan berbagai contoh positif yang dapat diambil kedepannya. Dengan adanya program ini, siswa mulai mengerti apa arti dari saling menghargai satu sama lain, tidak saling mengucilkan dan tanggung jawab akan segala tugas yang diberikan oleh guru maupun orangtua. Berperilaku jujur dengan siapapun terkait berbagai hal yang dilakukan dan dialami, dengan sikap jujur tersebut mampu membangun sifat anak yang terbuka sehingga menyambung dengan program anti bullying, siswa terlatih untuk mengungkapkan apa yang telah mereka alami dikemudian hari.

Program pokok kedua yakni berfokus kepada sosialilasi anti bullying (27/01/24) dengan pemberian berbagai penjelasan terkait apa itu bully, bentuk dari bully, penyebab serta dampak dan pidana terhadap anak yang telah melakukan tindakan bully. Dengan materi ini diharapkan siswa siswi mulai paham seberapa fatal jika tindakan bully tersebut dilakukan. Dengan penambahan materi tindak pidana siswa siswi akan lebih mempertimbangkan lagi dengan apa yang akan diperbuat, dan selaku korban akan merasakan mendapatkan perlindungan dan tidak merasa berkecil hati dan mengalami trauma.

Hasi dari program kerja utama yang dilakukan diantaranya adalah, pertama terdapat perubahan perilaku siswa siswi dikelas menjadi lebih kondusif, minimnya pertengkaran, dan bertanggung jawab dengan kewajibannya sebagai contoh terkait piket kelas. Kedua, siswa yang dikucilkan/ tidak memiliki teman mampu berbaur dan terinteraksi dengan teman sekelasnya tampa merasa minder dan takut, mengejek serta hal hal kekerasan pada anak minim terjadi selama satu bulan kami melakukan pengabdian, ketiga kelas semakin kompak dan tentram diungkapkan juga oleh wali kelas 5 yang mengajar "anak anak semakin kompak dan tidak memilih-milih untuk berkelompok dan berteman" ujar wali kelas

Diharapkan dengan adanya kehiatan ini mampu meminimalisir tindakan bully disekolah maupun luar sekolah. Sehingga siswa siswi serta anak diluar sekolah merasa aman dengan segala kondisi serta kekurangan yang dimiliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun