Mohon tunggu...
Yesti Aprilia
Yesti Aprilia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya sendiri

~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerolehan Bahasa pada Anak akibat Pengaruh Film Kartun (Tinjauang Kajian Psikolinguistik)

5 Januari 2023   08:50 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:05 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Yestiiapril274@gmail.com


Penyebaran kartun di televisi mempengaruhi bagaimana anak-anak mempelajari bahasa yang mereka gunakan, terutama di kalangan anak prasekolah yaitu anak yang berusia empat tahun sampai usia enam tahun. Pembelajaran bahasa serba guna ini sangat menarik untuk dipelajari. Karena kebanyakan dari apa yang dikatakan anak, mereka dapatkan dari apa yang mereka lihat, baik dari media maupun dari lingkungan. Penelitian tentang kemampuan bahasa anak telah banyak dipelajari oleh para ahli. 

Lois Bloom (Chaer, 2009) mengatakan bahwa bahasa anak memiliki banyak interpretasi, biasanya ibu anak dapat mengartikannya. oleh karena itu penting juga untuk mengkaji pesan-pesan yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan tersebut. Ketika seseorang berbicara, selain struktur bahasanya perilaku bahasanya juga harus diperhatikan. Ilmu yang mempelajari keduanya adalah psikolinguistik. Linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku bahasa atau proses bahasa (Chaer, 2009). 

Kedua bidang ilmu ini memandang bahwa bahasa sebagai objek formal, sedangkan prosedur dan metodenya berbeda. Sejalan dengan apa yang dikatakan Chaer (Kridalaksana, 2008), definisi Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan perilaku percakapan. 

Gleason dkk. (Chaer, 2009) menemukan bahwa penelitian psikolinguistik menekankan proses psikologis dalam perolehan dan penggunaan bahasa manusia. Gleason, dkk (Chaer, 2009) mencatat bahwa penelitian psikolinguistik menekankan pentingnya proses psikologis dalam pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia. Penelitian psikolinguistik memiliki tiga bidang inti yaitu :
1. pemahaman, yaitu bagaimana orang memahami bahasa lisan dan tulisan,
2. produksi bahasa, bagaimana orang memproduksi bahasa,
3. akuisisi, yaitu bagaimana orang belajar bahasa.

Dengan kata lain, psikolinguistik berkaitan dengan sifat struktur bahasa,memperoleh struktur penggunaan waktu untuk berbicara dan memahami bahasa. (Firmansyah, 2018) menyatakan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa anak. Menurut Kiparsky (Tarigan, 2009), pembelajaran bahasa adalah proses dimana anak mengadaptasi apa yang mereka katakan dari apa yang orang tua mereka katakan. Itu memilih metode evaluasi tata bahasa yang baik dan sederhana dari yang sederhana hingga yang kompleks. 

Sementara itu (Restianti, 2009) kegiatan pembelajaran bahasa dicirikan oleh:

Terjadi dalam situasi informal, santai dan di luar sekolah
Kepemilikan tidak diperoleh melalui pembelajaran formal di lembaga pendidikan - pendidikan, seperti sekolah atau kursus
Terjadi secara spontan
Pengalaman langsung anak menciptakan konteks linguistik yang bermakna
Menurut (Chaer, 2009), pemerolehan bahasa mencakup proses kompetensi dan kinerja. Kedua proses ini adalah dua proses yang berbeda. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang spontan/tidak disadari. Proses penyajian meliputi proses pemahaman dan proses penerbitan. Ketika anak menguasai kedua jenis proses ini, mereka menjadi keterampilan bahasanya. Kompetensi bahasa terdiri dari kemampuan untuk memahami dan menghasilkan kalimat baru. Menurut (P.A. Mustanzier, 2016), kartun atau film animasi adalah film yang dibuat darimemproses gambar yang digambar tangan menjadi gambar bergerak.
Film komik dibagi menjadi tiga jenis:
1. Kartun 2D
Kartun ini merupakan jenis kartun yang dibuat dari gambar dua dimensi yang bergerak.
Misalnya lagu dari Doraemon, Spongebob dan Looney.
2. kartun 3D
Animasi 3D merupakan produk animasi yang dibuat hampir secara eksklusif dengan dukungan perkembangan teknologi informasi. Contohnya film Upin-Ipin
3. Film Kartun Kombinasi
Film ini mengkombinasikan bentuk animasi dengan teknologi 3D sehingga menghasilkan tampilan film secara mulus dari film biasanya. Contohnya Transformer, Toy Soldiers, dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, penulis akan meneliti pemerolehan bahasa anak akibat menonton film kartun yang ditinjau dari segi psikolinguistik. Film kartun yang dijadikan objek penelitian adalah film kartun yang sering ditonton oleh anak-anak seperti Spongebob, Upin Ipin, Teletubbies, Riska dan sigembul.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun