Mohon tunggu...
Yesti Putri Oktavianti
Yesti Putri Oktavianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya sebagai mahasiawa aktif

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Diri, Moral, Nilai, Sikap, dan Kreativitas

5 November 2024   21:14 Diperbarui: 5 November 2024   21:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap individu mengalami proses perkembangan yang unik, dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman pribadi. Salah satu aspek yang krusial dalam perkembangan manusia adalah pembentukan konsep diri, moral, emosi, sikap, nilai, dan kreativitas. Konsep diri yang positif akan mendorong individu untuk mencapai potensi maksimalnya, sementara konsep diri yang negatif dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan emosi yang sehat akan membantu individu dalam mengelola stres, membangun hubungan yang baik, dan mencapai kesejahteraan emosional. Nilai-nilai yang dianut seseorang akan mempengaruhi keputusan dan tindakannya, sementara sikap yang positif akan membantu individu dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kognitif, tetapi juga untuk membentuk karakter individu yang utuh.

Bila kita melihat diri sendiri didalam cermin sebagai orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tenang, dan mampu belajar baik, maka setiap kali kita belajar, kita akan merasa percaya diri, tenang serta mampu. Konsep diri yang sehat dan prestasi sekolah memiliki hubungan yang erat. Konsep diri yang baik dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Konsep diri penting sekali diperhatikan, karena konsep diri merupakan penentu tingkah laku seseorang dan merupakan pandangan terhadap diri sendiri yang merupakan dasar bagi semua tingkah laku. Contoh, Ketika kita merasa marah, kita mungkin merasa ingin berteriak, memukul, atau melakukan sesuatu yang merusak. Perkembangan emosi pada anak, khususnya siswa sekolah dasar, mencakup beberapa karakteristik utama yang sangat penting untuk dipahami dalam konteks pendidikan. Salah satu karakteristik utama adalah kemampuan anak untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Jika pendidik memahami bahwa siswa sedang dalam proses belajar mengelola emosi, mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendukung. Misalnya, dengan memasukkan kegiatan yang mendorong diskusi tentang emosi dalam kurikulum, seperti pelajaran seni atau drama, siswa dapat belajar mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat.

Contoh Konkret, Setelah membaca cerita, ajak anak untuk berdiskusi tentang pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. Misalnya, bermain peran sebagai seorang dokter yang membantu pasien yang sakit. Pengembangan moral, nilai, dan sikap pada anak merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan kesabaran. Dengan menerapkan strategi-strategi yang tepat, seperti komunikasi yang efektif, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, dan menjadi teladan yang baik, kita dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang berkarakter dan bermartabat. Kemudian Robert putchink lebih spesifik menyatakan 4 pasangan emosi yang saling berpolar yaitu gembira-sedih, marah-takut, percaya -- tidak percaya, terkejut antisipasi. Semakin lama semakin banyak penelitian yang mengidentifikasi jenis emosi. Cinta salah satu emosi yang paling penting dalam kehidupan manusia sehari-harinya, manusia biasanya akan mencintai hal yang membuatnya bahagia,aman,dan nyaman. Benci awal dari cinta adalah benci itu berarti manusia yang merasakan emosi berupa kebencian akan merasakan ketidaksukaan kepada hal-hal yang tidak membuatnya bahagia, mendatangkan kesedihan, atau menyakiti dirinya. Emosi empati mendorongnya untuk berbagi pengetahuan dan membantu teman yang membutuhkan.

Faktor Kepribadian, Nilai-nilai seperti persahabatan, loyalitas, dan keberanian cenderung lebih menonjol pada remaja dengan kepribadian ini. Remaja dengan Kepribadian Introvert Remaja ini cenderung lebih suka menyendiri, berpikir dalam, dan memiliki minat yang mendalam pada hobi atau minat khusus. Mereka seringkali kreatif dan memiliki kemampuan analitis yang baik. Nilai-nilai seperti kedalaman pemikiran, kemandirian, dan keaslian cenderung lebih menonjol pada remaja dengan kepribadian ini.

Setiap individu mempunyai perbedaan dalam menyikapi nilai, moral dan sikap, tergantung dimana individu tersebut berada. Pada anak-anak terdapat anggapan bahwa aturan-aturan adalah pasti dan mutlak oleh karena diberikan oleh orang dewasa atau Tuhan yang tidak bisa diubah lagi . Sedangkan pada anak-anak yang berusia lebih tua, mereka bisa menawar aturan-aturan tersebut kalau disetujui oleh semua orang. Pada sebagian remaja dan orang dewasa yang penalarannya terhambat, pedoman mereka hanyalah menghindari hukuman. Jadi, ada kemungkinan terdapat individu atau remaja yang tidak mencapai perkembangan nilai, moral dan sikap serta tingkah laku yang diharapkan padanya. Perkembangan Kreativitas, Perkembangan kreativitas juga merupakan perkembangan proses kognitif maka kreativitas dapat ditinjau melalui proses perkembangan kognitif berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget Sensori-Motoris.Motivasi

  • Keterampilan berpikir
  • Lingkungan sekolah
  • Lingkungan sosial
  • Budaya organisasi
  • Sikap orang tua yang menunjang dan tidak menunjang pengembangan kreativitas anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun