Mungkin akhirnya dia bisa berpulang dengan tenang.
Sudah menerima kepergiannya yanv tidak adil, karena menyadari bahwa semua terjadi karena pilihannya yang kurang tepat untuk menjadi salah satu perampok pada hari itu.
Atau, sebenarnya dia masih ada disekitarku namun aku yang sudah 'mampet' kepekaannya?
Entahlah, yang jelas aku berusaha tiap mengingatnya dan momen menyedihkan itu, aku berdoa untuk ketenangannya dan juga keluarganya.
Bahkan untuk tiap luka orang-orang yang juga terkejut karena terpaksa menjadi saksi mata kematiannya yang tragis.
Untuk suami guru TK ku, para pria dewasa yang menyetujui eksekusi orang yang malang itu, agar disadarkan perbuatan dan perkataannya yang mematikan.
Juga untuk temanku, Nia dan Dek Nana yang menyaksikan kekejaman orang dewasa itu bersamaku, yang semoat membuat kami enggan melewati jalan itu untuk beberapa waktu karena trauma.
Hanya berharap, semua orang yang berada ditempat kejadian perkara saat itu, baik yang masih hidup maupun yang sudah tidak, diberikan ketenangan menjalani perjalanannya.
Hari ini, aku sudah tidak takut menjadi dewasa dan aku tahu, aku tidak akan menjadi orang dewasa yang menakutkan atau kejam kepada sesamaku.
Semua hidup berharga, semua orang berusaha.
Mari hidup menjadi versi terbaik kita masing-masing, dan saling memberi makna dengan baik.