Selesai dengan orang yang malang itu tercipta menjadi arang...
Menjadi arang dengan posisi tubuh meringkuk dan satu tangan menjulur kedepan seolah meminta kepadaku yang tepat lurus dihadapannya,
"Nak, tolong saya, nak..."
***
Jaman itu, polisi seperti kalah kekuatan daripada warga-warga yang nekat main hakim sendiri. Banyak kasus warga lebih suka menghajar dan menghakimu sendiri para pelaku kriminalitas, daripada menyerahkannya pada aparat, khususnya kepolisian untuk menindak dengan hukum. Seluruh masyarakat sedang tidak terlalu percaya pada hukum yang  erlaku dan pemerintah, dampak dari krisis moneter yang berlangsung dan kekerasan dimana-mana saat itu. Bahkan, ada kasus polisi jadi korban dibakar hidup-hidup oleh warga yang gelap mata mau dibasut oleh salah satu target operasi judi. Orang tersebut berteriak sambil lari dari kejadan polisi yang menyamar tersebut, bahwa polisi tersebut adalah perampok. Sontak saja, warga yang sedang panas masalah perekonomian tersulut dan memburu polisi-polisi tersebut.
Sebenarnya, salah polisi tersebut sempat berlindung dirumah Pak RT sekitsr yang ternyata mengenal polisi tersebut. Tentu saja, karena Pak RT tersebut adalah salah satu informan polisi tersebut terkait kasus perjudian yang ada diwilayah tersebut. Namun, warga sudah gelap mata dan emosi, hingga mengancam untuk membakar rumah Pak RT jika tak menyerahkan polisi tersebut.
Baik Pak RT dan polisi tersebut pasrah. Akhirnya sudah bisa ditebak seperti apa. Sama seperti orang yang malang tersebut, walau polisi itu tidak berbuat kesalahan yang merugikan siapapun. Polisi tersebut menjadi korban untuk menegakkan keadilan.Â
Mungkin juga, orang yang malang tersebut bertindak atas nama keadilan.
Keadilan untuk mengepulkan dapur dan bertahan hidup setiap harinya pada masa yang sulit itu. Namun gagal dan malah meregang nyawa ditengah gelapnya banyak mata yang merah dan marah...
***
Semenjak kejadian itu, aku terus dikunjungi oleh orang yang malang itu setiap kali hendak tidur; entah tidur siang maupun tidur malam. Aku pun tahu bahwa orang yang malang itu merupakan salah satu komplotan perampok yang pada hari itu tertangkap warga dan gagal diamankan polisi terlebih dahulu. Semula aku tahu hanya dari kabar burung yang beredar dari segala penjuru komplek dan sampai ditelinga kami anak-anak SD di komplek yang sama, namun lebih lengkap lagi karena beritanya sampai masuk ke acara televisi dengan tajuk "PATROLI".
Orang yang malang itu selalu datang.
Tiap aku membaringkan diri diatas kasur spring bed, ada yang merangkak dari bawah tempat tidur dan naik kasur disekitar kakiku. Terasa sekali ada yang menjejak kasurku, dan tiap melihat kearah kakiku pasti ada orang yang malang itu dengan penampakan wujud terakhir hidupnya. Hitam gosong dan berbau hangus.