Mohon tunggu...
Yessy Limarno
Yessy Limarno Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Smart City, Siapkah Kotamu?

29 Juli 2016   13:00 Diperbarui: 29 Juli 2016   15:29 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada saat ini konsep Smart City sedang digencarkan di Indonesia. Salah satu latarbelakang pencetusan program tersebut adalah populasi yang meningkat mendorong lahirnya urbanisasi dari desa ke kota. Urbanisasi yang meninggi tentu saja melahirkan masalah urban atau perkotaan. Mulai dari sampah, edukasi, transpotasi, sosial ekonomi, bencana alam akibat ulah manusia, dan kesehatan. Populasi perkotaan semakin meningkat memicu kota perlu memiliki sistem pengelolaan informasi terintegrasi untuk menciptakan keamanan kehidupan bekerja.

Di sisi lain, masyarakat yang semakin modern dan mapan, memiliki segudang ekspektasi, seperti lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang nyaman, adanya area publik yang memadai, semakin mudah untuk traveling, shopping experience, dan sebagainya.

Apa solusi untuk meminimalisir dampak urbanisasi?

Solusi untuk memenuhi ekspektasi dan meminimalisir dampak dari urbanisasi itu adalah dengan menghadirkan konsep smart city alias kota cerdas..

Sistem ini memberikan konsep digital city yang merupakan pengelolaan informasi terintegrasi guna menciptakan nilai dengan mengaplikasikan teknologi termutakhir untuk melakukan pencarian, pengaksesan, transfer, dan proses informasi. Dengan adanya teknologi yang berkembang dengan pesat memberikan perubahan konsep pola hidup atau gaya hidup di dalam masyarakat, sehingga era saat ini merupakan era di mana kita lebih terhubung dengan berbagai sistem atau perorangan, termasuk seisi kota bahkan Negara. Perkembangan teknologi yang terkini diterapkan pada berbagai perangkat dan aplikasi membuat segala sesuatu dapat dikontrol melalui genggaman gadget. Saat ini hampir seluruh elemen masyarakat memiliki gadget dengan vendor yang beranekaragam.  Vendor-vendor tersebut menawarkan berbagai produknya dengan spesifikasi harga yang menyesuaikan dengan kemampuan beli bagi seluruh kalangan menjadikan gadget sebagai kebutuhan primer.

Dengan Smart City, berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota, dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget. Melalui gadgetnya,secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data, mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain. Konsep tersebut diharapkan akan menciptakan sebuah kota yang aman dan kondusif bagi masyarakat. Beberapa kota di Indonesia yang  telah menerapkan konsep kota cerdas  adalah Bandung, Balikpapan, Makassar, Yoyakarta, Malang dan Surabaya.

Siapkah kota yang kamu huni menuju smart city?

Sebaiknya kita melihat faktor-faktor yang mendukung pengembangan smart city, agar kota yang kita diami dapat menjadi salah satu kota yang memiliki konsep smart city atau kota cerdas.

Faktor teknologi merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung perkembangan konsep smart city.  Karena konsep smart city bergantung pada smart computing yang mengacu pada generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi yang menyediakan sistem IT yang real-time.  Namun, meskipun  banyak  manfaat  dari  teknologi tersebut dampaknya masih belum terlihat jelas, karena terdapat kesenjangan sosial bagi penduduk yang tinggal di pedesaan yang belum mendapatkan fasilitas tersebut. Maka  dari  itu  pemerintah  kota  harus  banyak  mempertimbangkan  faktor-faktor tertentu  ketika  mengimplementasikan  teknologi  informasi  yang  berkaitan  dengan sumber  daya,  kapasitas,  dan  hal-hal  yang  berkaitan  dengan  kesenjangan  sosial nantinya.

Faktor Pemerintah mempengaruhi terwujudnya impian smart city dengan adanya kebijakan dari kota biasa menjadi smart city memerlukan interaksi komponen teknologi, politik dan kelembangaan. Komponen politik  mewakili  berbagai  elemen  dan  tekanan  eksternal,  seperti  kebijakan  politik  yang mungkin  mempengaruhi  ide  dari  pembuatan  smart  city.  Konteks  kebijakan  sangat penting  bagi  pemahaman  dari  penggunaan  sistem  informasi. Pemerintah  yang inovatif yang ikut serta dalam membangun smart city menekankan perubahan dalam suatu kebijakan.

Faktor  ekonomi  merupakan  pendorong  utama  smart  city.  Sebuah  kota  dengan  daya  saing  ekonomi  yang  tinggi  dianggap  memiliki  salah  satu  sifat  smart city.  Faktor  ekonomi  termasuk  salah  satu  daya  saing  inovasi,  kewirausahaan,  dan produktivitas dari kota tersebut. Dengan adanya  layanan e-business dan e-commerce yang mendorong tingkat perekonomian masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun