Mohon tunggu...
Yessy Angguman
Yessy Angguman Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Seorang yang selalu berusaha menjadi guru yang baik dan dirindukan oleh siswanya..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru yang Dipelajari dari Filosofi Ki Hadjar Dewantara

30 Juni 2024   19:25 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Tabik puuunnn....

Salam guru penggerak !!!

Pada kesempatan kali ini saya Yessy Angguman, Calon Guru Penggerak angkatan 11 dari kota Bandar Lampung unit kerja SDN 3 Perumnas Way Kandis. Saya akan memaparkan kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantoro pada tugas koneksi antar materi Modul 1.

Saya akan merefleksi diri saya melalui tiga pertanyaan berikut

  1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran dikelas Sebelum saya mempelajari modul 1.1
  2. Apakah yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul
  3. Apa yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara sangat menekankan pentingnya mengabdikan diri pada anak. Baginya, pendidikan sejatinya adalah tentang melayani dan membantu anak-anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ini tercermin dalam konsep "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" yang diterjemahkan sebagai "Di Depan Mencontoh, Di Tengah Memberi Dorongan, Di Belakang Memberikan Dukungan". KHD menekankan bahwa pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak, mengarahkan mereka ke arah yang benar,Guru tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga harus memberikan dorongan kepada anak-anak untuk mencapai potensi terbaik mereka, Guru harus selalu siap memberikan dukungan kepada anak-anak dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.

Ki Hadjar Dewantara, atau lebih dikenal sebagai pendiri pendidikan Taman Siswa di Indonesia, memiliki pemikiran yang sangat khas dan progresif terkait dengan pendidikan. Dua konsep sentral dalam pemikirannya adalah pengabdian pada anak dan pentingnya konteks sosio-kultural dalam pendidikan. Berikut kesimpulan mengenai kedua aspek tersebut:

Ki Hadjar Dewantara juga sangat memperhatikan pentingnya konteks sosio-kultural dalam pendidikan, KHD menyadari bahwa pendidikan harus diselaraskan dengan bahasa dan budaya lokal agar lebih relevan dan efektif, Ki Hadjar Dewantara memahami bahwa Indonesia kaya akan keberagaman budaya dan etnis. Oleh karena itu, dia memperjuangkan pendidikan yang menghormati dan memperhitungkan keberagaman tersebut, Pendekatan KHD mendorong keberanian, kemandirian, dan kebanggaan budaya dalam pendidikan. KHD percaya bahwa pendidikan harus mempersiapkan anak-anak untuk menjadi bagian yang aktif dan produktif dalam masyarakat mereka.

Dengan demikian, Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan karakter dan kualitas pribadi yang akan membantu anak-anak menjadi individu yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakatnya.

Sebelum mempelajari filosofi Ki Hadjar Dewantara, saya percaya bahwa murid adalah penerima pengetahuan yang perlu dipenuhi dengan informasi dan fakta-fakta yang diajarkan oleh guru. Saya cenderung melihat proses pembelajaran sebagai transfer one-way dari guru ke murid, di mana guru bertanggung jawab atas memberikan materi pelajaran dan murid bertanggung jawab atas penerimaan dan pemahaman materi tersebut. Saya juga memiliki pandangan bahwa suasana kelas harus lebih bersifat otoritatif, dengan guru sebagai pusat kontrol dan otoritas yang mengatur perilaku dan proses pembelajaran.

Pemahaman saya tentang murid dan pembelajaran cenderung lebih tradisional dan terpusat pada guru, dengan fokus kurang pada pengembangan holistik siswa serta kurang memperhatikan konteks lokal sosial budaya di dalam kelas.

Setelah mempelajari filosofi Ki Hadjar Dewantara, terdapat beberapa perubahan signifikan dalam pemikiran dan perilaku saya terkait dengan pendidikan, murid, dan proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi:

  • Pemahaman tentang Murid: Saya menjadi lebih menyadari bahwa setiap murid adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan potensi yang berbeda-beda.
  • Pendekatan Pembelajaran: Saya mulai menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih holistik dan inklusif, di mana saya lebih memperhatikan aspek-aspek sosial, emosional, dan budaya dari setiap murid. Saya juga lebih cenderung untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa, yang memungkinkan mereka untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar.
  • Suasana Kelas: Saya mulai menciptakan suasana kelas yang lebih inklusif, di mana setiap murid merasa diterima dan dihargai. Saya lebih memperhatikan keberagaman budaya dan sosial dalam kelas.
  • Peran Guru: Saya mulai melihat peran guru sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai sumber pengetahuan. Saya lebih terbuka terhadap kolaborasi dan partisipasi siswa dalam merencanakan dan mengelola pembelajaran.

Secara keseluruhan, mempelajari filosofi Ki Hadjar Dewantara telah mengubah cara pandang saya mengenai pendidikan dan proses pembelajaran, dengan memfokuskan pada pengembangan holistik siswa, inklusi, penghargaan terhadap keberagaman budaya, dan peran guru sebagai fasilitator.

Untuk mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara secara konkret dalam proses pembelajaran dan suasana kelas, Ada beberapa langkah konkret yang saya terapkan untuk membuat kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara:

  • Saya mulai menerapkan metode pembelajaran yang lebih aktif, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau pembelajaran berbasis masalah. Ini akan membantu memperkuat peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, sesuai dengan pendekatan "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani".
  • Saya memperhatikan keberagaman budaya dan sosial di kelas saya, dan menciptakan lingkungan yang inklusif di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai. Saya akan mencari cara untuk mengintegrasikan pengalaman dan perspektif siswa ke dalam pembelajaran, serta menggunakan bahasa lokal atau mengambil contoh dari konteks budaya lokal dalam materi pelajaran.
  • Saya mendorong partisipasi aktif siswa dalam merencanakan dan mengelola pembelajaran. Siswa dapat didorong untuk mengajukan pertanyaan, berbagi ide, dan memberikan masukan tentang proses pembelajaran.
  • Saya akan memperhatikan pengembangan karakter siswa selain dari aspek akademik, seperti sikap, nilai-nilai, dan keterampilan sosial. Saya akan mencari peluang untuk mengintegrasikan pembelajaran karakter ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
  • Saya berusaha untuk melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pembelajaran, misalnya dengan mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah atau memberikan masukan tentang kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, saya dapat membuat kelas saya menjadi lebih mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yang akan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, holistik, dan berorientasi pada siswa.

Kesimpulan yang dapat saya sampaikan yaitu:

  • Dasar-dasar pemikiran dari Ki Hajar Dewantoro harus di implementasikan dalam proses pembelajaran di kelas maupun di sekolah.
  • Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
  • Pendidikan bukan hanya ilmu akademis saja namun perlu penanaman karakter dan budi pekerti yang baik.
  • Pendidikan sejatinya adalah menghamba pada peserta didik, menuntun dan melayani.

Demikianlah pemaparan saya tentang koneksi antar materi pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun