Mohon tunggu...
Yessi Safitri
Yessi Safitri Mohon Tunggu... -

Cinta Damai

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengalaman Menghubungi “Pak Nurdin” Bupati Bantaeng

13 Mei 2014   18:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, Selasa 13 Mei 2014 sekira pukul 08.30 WIB,  saya mencoba menghubungi via telpon Bupati Bantaeng-Sulawesi Selatan, M. Nurdin Abdullah. Seorang bupati, yang sosok dan kiprahnya mulai diperbincangkan di level nasional karena kinerjanya yang luar biasa.

Saya deg-degan, Bismillah Allahu Akbar. Semoga kali ini  telpon saya direspon oleh bupati dan bisa wawancara by phone live (5-10 menitan). Ternyata doa dan keinginan saya untuk bisa menghadirkan wawancara pagi dengan bupati Bantaeng, M. Nurdin Abdullah di Radio IdolaFM Semarang, Jawa Tengah, dikabulkan oleh Allah SWT. Alhamdulillah.

Hanya dua kali terdengar nada tunggu, terdengarlah suara dari nomor handphone yang saya tuju, suara Pak Nurdin. Sama persis, ketika diwawancarai dalam sebuah talkshow televisi beberapa waktu lalu. Pak Nurdin menjawab dengan kalem/bersahaja dan bersedia kami wawancarai secara mendadak. Karena  sebelumnya, kami memang belum pernah janjian dengan  Pak Nurdin.

Dalam perbincangan by phone live tentang “bagaimana pemuda diikut sertakan/berperan aktif dalam pembangun di Bantaeng” tersebut, Pak Nurdin menceritakan bagaimana membawa kabupaten Bantaeng menjadi lebih baik seperti sekarang ini. Mengapa kesehatan menjadi prioritas utama. Mengapa anak-anak juga dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).  Sampai akhirnya, di hampir penghujung wawancara itu, Pak Nurdin menyampaikan pendapatnya, "kita sangat percaya, generasi terus tergantikan, bagaimana kita agar tidak mewariskan air mata, tapi mewariskan mata air.”  Kesan saya, kalimat ini sederhana, tapi kalau dicermati cukup mendalam, pasti kita juga tak ingin mewariskan kepada generasi muda berupa air mata. Dan yang menjadi pertanyaan dalam hati saya, sudahkah semua kepala daerah, pejabat dan kita sebagai rakyat Indonesia, juga mempunyai pemikiran seperti itu?.

Terima kasih Pak Nurdin, telah berbagi pengalaman dan ide kepada kami.  Tentu suatu saat saya juga ingin berkunjung ke Bantaeng untuk menikmati alam dan seisinya. (yes)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun