Mohon tunggu...
Yessin Klaristian
Yessin Klaristian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Salam kenal! Seorang pelajar SMK yang gemar menulis. Hobi? Selain memiliki ketertarikan mendalam dalam menggambar, saya juga memiliki ketertarikan untuk menulis. Saat waktu senggang, lapangan badminton menjadi tempat favorite saya untuk merefleksikan diri dan berolah raga. Saya ingin menjadi seorang penulis yang berpengalaman. Mencari inspirasi di setiap karya tulis dan ilustrasi, sekaligus ingin menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lain yang memiliki mimpi yang serupa. Bagi saya, setiap pengalaman dan pelajaran, baik dari dunia nyata maupun dunia maya, adalah sumber ide untuk dituangkan dalam tulisan. Saya berharap bisa memberikan kontribusi positif dalam dunia sastra dan ilustrasi. Saya ingin menjadi salah satu penulis yang tidak hanya dikenal, tetapi juga memiliki dampak positif dan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ikatan Rindu

21 Mei 2024   13:34 Diperbarui: 21 Mei 2024   13:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sambil terus meruai detak-detak waktu yang terelakan; yang tampak berjalan dengan alunan yang tertata

Membawa bibit rindu pada seutas tali yang merenggang, kini berada diambang kepunahan

Bagai simpul yang usang, ingin merelakan ikatan yang telah lama

Bahariku terbelalak rindu hingga langkahku tertahan oleh bab lampau

Sebuah ikatan tersimpul dalam diriku; Membuat bayangan yang terurut

Ia bagai merayu terembus oleh embusan angin lalu , bak embun pagi yang sirna seiring mentari terbit

Bunda terantuk di depan pintu, menanti hadirku setelah beberapa waktu

Ia menatapku dengan diam terpaku, membuat langkahku tersapu mengarah perlindungannya

Aku mengambil langkah menuju ibunda, mataku terbelalak terantuk oleh kata-kata ibunda

Kata yang bak menolak kerinduan semu dalam hatiku, yang secara singkat menjalin kehangatan

Seakan melayu bagai tertarik seutas tali yang tak kasat mata

Pandangku melayu, tak mampu membalas alunan kalimat yang terdengar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun