Negara saat ini sedang dirundung pandemic yang dapat meruntuhkan perekonomian masyarakat dan negara. Pandemic covid-19 merupakan peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019, dimana bagi penderitanya yang tertular dapat mengalami kematian jika tidak segera ditangani dengan cepat. Yang membedakan epidemi dan pandemi adalah, skala penyebaran resikonya. Epidemi biasanya digunakan untuk mengistilahkan wabah dalam skala yang besar, sedangkan pandemi biasanya digunakan untuk merujuk ke wabah yang memiliki skala global. Akibat adanya pandemic covid-19 ini, pemerintah menerapkan kebijakan baru yaitu penerapan lockdown wilayah dan work from home sehingga msyarakat dituntut untuk tidak keluar rumah dan bekerja dari rumah saja. Kebijakan tersebut lantas mengakibatkan sebagian masyarakat mengalami penurunan penghasilan bahkan kehilangan pekerjaan dikarenakan terjadinya PHK dan larangan keluar rumah untuk bekerja. Meski begitu, harga bahan baku pun justru mengalami kenaikan. Kesusahan kian dirasa masyarakat kecil. Tidak lain seperti yang dialami oleh beberapa masyarakat di Desa Penambangan, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso. Diharapkan pemerintah desa dapat memanfaatkan peran Bumdes untuk membantu mensejahterakan desa dan masyarakatnya.
Wilayah Desa Penambangan dibagi menjadi 13 (tiga belas) Dusun. Setiap dusun dipimpin oleh Kepala Dusun sebagai delegasi dari Kepala Desa di dusun tersebut. Pusat Desa Penambangan terletak di Dusun Krajan. Visi Desa Penambangan disusun berdasarkan diskusi dan kesepakatan dengan segenap warga Penambangan atau tokoh-tokoh masyarakat sebagai representasi dari warga masyarakat Desa Penambangan. Visi Penambangan disusun berdasarkan tugas dan kewengan yang di emban dan didasarkan  protensi, permasalahan maupun hambatan yang ada di desa dan masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan. Misi Desa Penambangan merupakan usaha dan landasan dasar untuk mencapai Visi Desa Penambangan. Misi merupakan penjabaran lebih operasional dari visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai Visi Desa Penambangan.
Masyarakat di Desa Penambangan sebagian besar bergerak di bidang pertanian, berdagang, dan lain sebagainya. Di masa pandemic seperti ini, mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bagi sang pengangguran. Ibu Martha selaku Kepala Desa Penambangan sering mengecek warganya, berkeliling ke rumah-rumah warga yang mengalami kesulitan. Kepala desa wanita ini cukup tangguh dan inovatif, selalu memberikan ide-ide untuk meningkatkan perekonomian desa, salah satunya dengan memproduksi produk lilin. Lilin yang diproduk oleh Bumdes Penambangan ini memiliki potensi untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai salah satu produk unggulan desa.Â
Kegiatan kali ini diangkat dari mahasiswa KKN Unej "Back To Village" 2020, dimana masing-masing mahasiswa Unej menjalankan program kerja yang telah dibuat untuk diimplementasikan guna memberdayakan masyarakat desa. Mahasiswa memiliki waktu selama 45 hari sejak tanggal 1 Juli 2020 hingga 14 Agustus 2020 untuk melaksanakan kegiatan KKN dan harus dapat mencapai target. Penyusunan program kerja harus disesuaikan tema dan permasalahan yang ada di desa. Salah satu mahasiswa Unej dari kelompok KKN 14 ini mengambil sebuah program kerja memberdayakan Bumdes dan masyarakat Desa Penambangan dengan mengembangkan produk lilin. Maka, akan dilakukan perbaikan manajemen produksi dan inovasi produk lilin yang bernilai jual lebih tinggi. Adanya kegiatan KKN back to village di tengah pandemic covid-19 ini diharapkan dapat membantu memperbaiki perekonomian desa dan masyarakat, meningkatkan rasa kemandirian dalam mensejahterakan desa dan keluarga.
Penulis: Yessica Putri K/KKN 14 Unej
DPL: Dr. Eko Suwargono, M.Hum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H