Mohon tunggu...
Yessa Firdasari
Yessa Firdasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945

saya seorang mahasiswa dari Universitas 17 agustus 2004 fakultas hukum

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inovasi Mahasiswa Untag Surabaya ubah minyak jelantah menjadi produk baru

19 Januari 2025   22:32 Diperbarui: 19 Januari 2025   22:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Dokumentasi Pribadi.

Minyak jelantah sering dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki nilai guna dan berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, saat menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Begaganlimo, Kabupaten Mojokerto, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berhasil mengolah limbah tersebut menjadi produk bernilai ekonomi, yaitu lilin aromaterapi.

Pembuangan minyak jelantah yang tidak terkontrol dapat mencemari air tanah serta mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, inovasi ini menjadi solusi efektif dalam mengurangi pencemaran sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat.

Proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup sederhana. Minyak jelantah yang telah melalui proses penyaringan dan pembersihan dicampur dengan lilin parafin atau lilin lebah sebagai bahan pengikat. Kemudian, ditambahkan pewarna alami dan minyak esensial untuk menciptakan aroma yang menenangkan. Setelah campuran ini dituangkan ke dalam cetakan, lilin dibiarkan mengeras hingga siap digunakan.

Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, Yessa Firdasari, menyatakan, "Kami ingin menciptakan produk yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat. Lilin aromaterapi ini dapat menjadi peluang usaha rumahan yang berkelanjutan."

Dengan adanya inovasi ini, masyarakat tidak hanya dapat mengurangi pencemaran akibat minyak jelantah, tetapi juga memperoleh peluang usaha baru. Dibandingkan lilin berbahan dasar minyak bumi, lilin aromaterapi dari minyak jelantah lebih ekonomis dan berkelanjutan.

Selain itu, program ini mendapat dukungan dari pemerintah Desa Begaganlimo, khususnya dalam pelatihan dan pendampingan kepada mitra, seperti Pak Karji, seorang penjual keripik gadung. Melalui kegiatan ini, beliau diberikan keterampilan dalam mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi bernilai jual.

Para mahasiswa berharap inovasi ini dapat diperkenalkan lebih luas, baik melalui pelatihan kepada masyarakat maupun kerja sama dengan UMKM lokal. Dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat daur ulang minyak jelantah, semakin banyak orang diharapkan terlibat dalam menjaga lingkungan sekaligus meraih keuntungan ekonomi. Program KKN ini bertujuan membantu masyarakat mengembangkan produk inovatif yang memiliki nilai jual, sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan peluang usaha mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun