Cinta adalah hal yang tidak mampu kita deskripsikan melalui kata-kata, dan cinta menjadi alasan kita untuk terlahir dan bertahan di dunia. perasaan yang akan terus hadir pada setiap bab kehidupan. cinta tidak hanya hadir pada adam dan hawa tapi cinta bisa hadir untuk keluarga, teman, bahkan semesta. kita bisa merasakan cinta untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan.
Meski cinta sulit diungkapkan lewat kata-kata, masih ada cara untuk mendeskripsikan cinta, salah satunya melalui lukisan. mayoritas lukisan-lukisan tentang cinta tidak pernah luput dari nilai erotisme dan sensualitas.
Seakan-akan dunia memiliki mahakaryanya sendiri, lukisan bukan hanya goresan warna dan gaya melukis yang unik dan penuh perasaan, tapi juga ada emosi di dalamnya. Ki Hajar Dewantara mengatakan "seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerekan jiwa manusia."
Akhir-akhir ini sering kembali muncul dimedia lukisan cinta Le Mayeur untuk Ni Polok, pelukias beraliran impresionis ini sebenarnya adalah seorang insinyur kelahiran Brusel, Belgia, 9 Februari 1880. Le Mayeur berlayar dari Eropa ke Pulau Dewata untuk pertama kalinya pada tahun 1938 dan berlabuh di Singaraja, kemudia ia melanjutkan perjalanan ke Denpasar, Le Mayeur menyewa sebuah rumah di jalan dekat Pura Prajurit, Banjar Kelandis. Â Disana tempat ia bertemu dengan gadis penari Legong Keraton bernama Ni Nyoman polok. Kecantikan dan keanggunannya memikat sang pelukis, tak disangka perkenalannya dengan Le Mayeur membawa sejarah baru di kehidupannya.
Sang pelukis pun meminta izin kepada pimpinan sekaa tempat Ni Polok menari untuk menjadikan sang gadis model dari lukisannya. dan ketika mendapat izinnya Le Mayeur memanfaatkan dengan maksimal waktunya untuk menghasilkan banyak karya lukisan yang terinspirasi dari Ni Polok, hasil lukisan yang menakjukan bahkan sempat dipamerkan di singapura.
Hubungan mereka semakin dekat, sehingga keduanya membuat keputusan untuk menikah pada 1935, 26 sudah tahun waktu yg mereka habiskan untuk hidup bersama di Bali. Saking besarnya cinta ia pada sang istri, hampir semua lukisannya menggambarkan sosok Ni Polok, melalui karyanya yang natural dan apa adanya menggambarkan kesederhanaan cara berpakaian perempuan Bali yang pada waktu itu masih bertelanjang dada. lukisan-lukisannya mampu mengundang  banyak orang khususnya Eropa berdatangan ke Bali.
Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno menjadi salah satu kolektor setia lukisan Le Mayeur. salah satu lukisan yang ia beli adalah lukisan Ni Polok sedang rebahan di dipan berlatar belakang bunga-bunga. pada tahun 1957 ia mewariskan seluruh harta miliknya pada Ni Polok. lalu setahun kemudian Le Myeur menderita kanker telinga, ia sempat berobat ke Belgia, dan ia meninggal dua bulan kemudian yaitu pada 31 mei 1958, ia dimakamkan di tanah kelahirannya dan Ni Polok kembali ke bali. lalu tak lama setelah kembalinya ia ke bali, Ni Polok menyerahkan seluruh warisan suaminya kepada pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum. dan Ni Polok meninggal dunia pada tahun 1985, jenazahnya dingabenkan  di desa Kelandis, Denpasar.
Lukisan Le Mayeur terdiri dari tujuh bangunan yang berjejer dari utara ke selatan. sampai museum ini dikenal sebagai pusat pengembangan seni lukis di Bali, sampai saat ini kisah cinta Le Mayeur dan Ni polok masih terdengar menakjubkan di beberapa kalangan yang mendalami kisahnya.
Dari kisah Le Mayeur dan gadis yang dikaguminya, kita tahu bahwa cinta yang direalisasikan melalui rupa gambar atau lukisan mampu menggetarkan jiwa penikmatnya. jadi sudahkah kalian merealisasikan cinta kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H