Mohon tunggu...
Yesri EsauTalan
Yesri EsauTalan Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti

Goresan pena hari ini memberikan cahaya bagi generasi selanjutnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengeksplorasi Kekayaan Budaya Suku Boti sebagai Aset yang Perlu Dipelihara dan Dilestarikan

19 Januari 2024   22:39 Diperbarui: 19 Januari 2024   22:46 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku Boti, adalah sekelompok orang yang mendiami daerah terpencil yang disebut dengan nama Boti. Boti terletak di Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan, propinsi Nusa Tenggara Timur. Kehidupan dan kebudayaan suku Boti unik dan memikat hati. Di tengah arus modernisasi yang melanda berbagai belahan dunia, suku Boti adalah salah satu suku yang memegang teguh kebudayaan yang diwarisi dari nenek moyangnya. Mengenal lebih jauh tentang kehidupan dan kebudayaan Boti menjadi sebuah perjalanan yang tak hanya mengungkap pesona lokal, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya melestarikan warisan budaya lokal sebagai sebuah keunikan yang tidak dimiliki oleh suku lain.

voxntt.com
voxntt.com

Keunikan kehidupan Boti tercermin dalam hubungannya yang erat dengan alam. Di tengah perbukitan yang hijau dan hutan yang lebat, mereka telah mengembangkan cara hidup yang harmonis dengan lingkungan sekitar. Metode pertanian tradisional yang mereka praktikkan tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan dalam beradaptasi dengan alam, tetapi juga menjadi cerminan kepedulian terhadap keberlanjutan sumber daya.

Kebudayaan Boti memancarkan warna-warni kearifan lokal. Pakaian tradisional yang indah, tarian bonet, dan musik khas menjadi identitas visual dari keberagaman budaya mereka. Setiap gerakan tari dan irama musik membawa cerita-cerita masa lalu, memperkuat ikatan antargenerasi, dan mengabadikan nilai-nilai yang diyakini oleh komunitas Boti.

Sejarah suku Boti memiliki dua pandangan yang berbeda. Menurut satu sumber, suku Boti berasal dari daerah matahari terbit (Neon Saet) dan pindah ke Boti. Sumber lain menyatakan bahwa suku Boti berpindah dari Fatu Elaf untuk melindungi diri dari peperangan. Meskipun ada perbedaan, data dari natoni adat menunjukkan bahwa suku Boti berasal dari Tunbes.

voxntt.com
voxntt.com

Kehidupan sosial dan budaya suku Boti mencakup dua kelompok, yaitu Boti Dalam dan Boti Luar. Suku Boti terkenal ramah terhadap pendatang, dan pengunjung harus meminta izin dari raja Boti dengan menyuguhkan siri pinang. Pembagian suku Boti menjadi dua kelompok juga melibatkan aspek keagamaan, di mana Boti Dalam mempertahankan tradisi nenek moyangnya, sementara Boti Luar terbuka terhadap budaya dan agama dari luar.

Konteks keagamaan suku Boti menunjukkan perbedaan antara Boti Dalam dan Boti Luar. Boti Dalam mempertahankan kepercayaan halaika pada Uis Neno dan Uis Pah, sementara Boti Luar lebih terbuka terhadap tradisi dari luar termasuk agama Kristen. Kepercayaan halaika suku Boti melibatkan penyembahan terhadap Uis Neno sebagai penguasa langit dan Uis Pah sebagai penguasa bumi. Nilai-nilai kepercayaan ini tercermin dalam cara suku Boti menjaga alam dan menghormati tradisi nenek moyang mereka.

Melalui pengenalan yang mendalam terhadap kehidupan dan kebudayaan Boti, kita diingatkan untuk menghargai dan meresapi keindahan dalam keberagaman. Dengan meneruskan upaya pelestarian, kita dapat membantu memastikan bahwa warisan budaya Boti tidak hanya bertahan untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk mendatang. Sebuah dedikasi yang tak hanya berarti untuk suku Boti sendiri, melainkan untuk seluruh umat manusia yang menghargai dan cinta akan keunikan budaya lokal yang menghiasi bumi ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun