Mohon tunggu...
Yesmi Karimatus Subekti
Yesmi Karimatus Subekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa uin Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyimpangan Sosial dan Pendidikan Islam

14 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   08:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yesmi Karimatus Subekti 232101010113

Pendahuluan
Penyimpangan sosial di kalangan pelajar telah menjadi isu serius dalam masyarakat. Fenomena seperti perundungan, tawuran, hingga penyalahgunaan narkoba mencerminkan tantangan moral yang dihadapi generasi muda. Faktor lingkungan, lemahnya pengawasan keluarga, serta kurangnya pemahaman nilai moral menjadi penyebab utama perilaku ini. Sebagai solusi, pendidikan Islam memiliki potensi besar dalam menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak pada generasi muda.

Pendidikan Islam sebagai Benteng Moral
Pendidikan Islam menitikberatkan pada pembentukan akhlak yang mulia. Melalui konsep al-tarbiyah (pendidikan dan pembinaan), al-ta'dib (pengajaran adab), dan al-ta'lim (pengajaran ilmu), siswa diajarkan untuk menginternalisasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Metode seperti pembiasaan ibadah, keteladanan guru, dan diskusi moral menjadi strategi utama dalam membentuk karakter siswa yang kuat.

Menurut Al-Ghazali, pendidikan ideal adalah yang mampu membentuk kepribadian berdasarkan nilai-nilai agama. Hal ini relevan dalam konteks penyimpangan sosial, di mana siswa yang memiliki kontrol diri dan kesadaran moral yang baik cenderung mampu menghindari pengaruh negatif dari lingkungannya.

Madrasah Sebagai Pusat Pembentukan Karakter
Madrasah memainkan peran strategis dalam membangun karakter generasi muda. Dengan integrasi nilai-nilai Islam dalam kurikulum, siswa tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga dibimbing untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur, dan disiplin. Aktivitas seperti shalat berjamaah, pembelajaran Al-Qur'an, dan kegiatan keagamaan lainnya membangun kebiasaan positif yang membantu siswa mengendalikan diri dari perilaku menyimpang.

Guru di madrasah menjadi panutan yang penting. Melalui keteladanan mereka, siswa dapat belajar nilai-nilai moral secara langsung. Selain itu, diskusi moral yang melibatkan siswa membantu mereka memahami konsekuensi dari setiap tindakan dan membuat keputusan yang sesuai dengan norma agama dan masyarakat.

Mengatasi Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial sering kali dipelajari melalui interaksi dengan kelompok teman sebaya yang negatif. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan yang melibatkan pembiasaan positif sangat diperlukan. Pendidikan Islam, dengan fokus pada pembentukan akhlak dan nilai-nilai keagamaan, menjadi solusi efektif. Selain membentuk karakter individu, pendidikan Islam juga mendorong terciptanya lingkungan masyarakat yang harmonis.

Kesimpulan
Pendidikan Islam berperan sebagai solusi dalam mengatasi penyimpangan sosial melalui pembentukan moral dan spiritual siswa. Dengan pendekatan yang konsisten, seperti pembiasaan ibadah, keteladanan guru, dan diskusi moral, siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai positif yang membantu mereka menghadapi tantangan sosial. Implementasi pendidikan Islam diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang berakhlak baik dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun