Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Invisible Ones: Veteran, Berani Hidup!

3 Agustus 2012   15:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:17 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Arishms.com

"Kita harus menjadi perubahan yang kita inginkan" (Mahatma Gandhi)

Wikipedia melansir veteran (bahasa latin: vetus, tua) merupakan orang yang PERNAH memiliki pengalaman di bidang militer atau penegakan hukum. Pengalaman yang dimaksud disini bukan sembarang pengalaman karena hanya mereka (pensiunan tentara) yang pernah berperang melawan musuh dari luarlah yang berhak mendapat predikat veteran tersebut, jika tidak mereka hanya akan disebut purnawirawan. Sedemikian berharganya gelar veteran, karena hal itu membuktikan bahwa mereka bukan hanya berani mati tapi juga berani hidup! Bayangkan saja, mereka bertempur! Satu hal yang mungkin tidak akan mampu kita resapi hanya melalui buku-buku sejarah, cerita dari mulut ke mulut ataupun tayangan di televisi tanpa benar-benar berempati terhadap mereka. Kategori veteran di Indonesia terdiri atas veteran pejuang kemerdekaan dan veteran pembela kemerdekaan. Memperjuangkan dan membela kemerdekaan, kurang apalagi mereka terhadap Tanah Air Indonesia ini? Mereka kurang dihargai! Itu jawabannya! Hati meringis menyaksikan tayangan televisi yang mana pernah diulas tentang janda para veteran, rumah dinas mereka digusur. Dahulu mereka yang menggusur para penjajah dari Bumi Pertiwi, tak pernah terbayangkan berpuluh-puluh tahun kemudian anak cucu mereka yang diperlakukan bak penjajah Tanah Air, miris. Bukan niatan untuk membanding-bandingkan tetapi di sebagian besar daerah di dunia, veteran diperlakukan amat hormat oleh masyarakatnya, bahkan ada hari khusus untuk mengenang mereka. Sesungguhnya, veteran di Indonesia belum banyak mendapat perhatian layak dari Pemerintah Indonesia sendiri. Mereka seolah (sengaja) terlupakan! Tapi, apakah mereka pernah protes, mengeluh, minta diidtimewakan? Jawabannya, TIDAK! Mereka melakukan semuanya tanpa pamrih, ikhlas. Mereka memiliki senjata ampuh yaitu kecintaan pada Negara dan Bangsa, jiwa berkorban yang tinggi, menyandang keberanian yang luar biasa, secara sukarela turut aktif berjuang, berani menderita dalam memperjuangkan cita-cita! Jadi, tidak ada alasan lagi untuk galau mati-matian hanya karena tertunda maju sidang tesis dikarenakan dosen pembimbing berangkat keluar kota, SEMANGAT! Eh. Berikut dilampirkan 3 MAKLOEMAT yang dikeluarkan oleh pemimpin perjuangan rakyat Minahasa serta pucuk pimpinan ketentaraan Indonesia di Sulawesi Utara, untuk dikenang. Maklumat No.1 yang dikelaurkan oleh pemimpin perjuangan rakyat Minahasa Ch.Ch.Taulu pada tanggal 15 Februari 1946

13440069941989071921
13440069941989071921
Maklumat No.2 dikeluarkan oleh Pucuk Pimpinan Ketentaraan Indonesia di Sulawesi Utara yaitu Ch.Ch.Taulu (Letnan Kolonel), S.Wuisan dan J.Kaseger (Major), A.F Nelwan dan F.Bisman (Kapten)

1344007144651352035
1344007144651352035

13440073261088532386
13440073261088532386
Dan berikut ialah "Surat Kekuasaan" yang menjelaskan bahwa diizinkannya pengaturan dan pengambilan tindakan dalam penjagaan ketenteraman dan kesejahteraan rakyat dan Negeri

13440075102009663677
13440075102009663677
"Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai para pahlawannya!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun