Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

KRL Commuter Line Menjadi Wadah Menepis Sikap Apatis

2 Desember 2015   16:26 Diperbarui: 2 Desember 2015   16:29 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya mulai menjadi seorang komuter, alias seseorang yang bepergian ke suatu kota untuk bekerja dan kembali ke kota tempat tinggalnya setiap hari (Sumber: Wikipedia), dan menjadi pengguna KRL Commuter Line semenjak menginjakkan kaki di Kota Bogor, 2012 silam. Awal mulanya saya menggunakan tiket harian berjamin, lalu beralih ke kartu uang elektronik (Flazz BCA).

Hampir 20 tahun lamanya hidup di daerah tepatnya di Indonesia Bagian Timur, tanpa pernah mengenal moda transportasi jalur darat yaitu kereta, membuat saya asing dengan moda transportasi yang satu ini. Tapi tuntutan keadaan mengharuskan saya untuk membiasakan diri. Jadi, sudah sekitar beberapa tahun belakangan ini saya menggunakan jasa KRL Commuter Line Bogor - Jakarta - Bogor. Adapun jalur ini merupakan pusat pertumbuhan yang secara demografis disebut sabuk komuter alias daerah penyangga. 

Berbicara mengenai pengalaman seru menggunakan KRL Commuter Line, sepertinya tiada hari tanpa keseruan. Selalu saja ada hal dan cerita unik yang terjadi dan menjadi bahan konsumsi pribadi. Misalnya, suatu ketika saya pulang kantor sekitar pukul 18, kereta yang saya tumpangi menuju Bogor dari stasiun transit Tanah Abang, setelah sebelumnya saya berangkat dari stasiun Palmerah.

Suasana kereta cukup padat saat itu, dikarenakan jam pulang kantor. Apalagi setelah melewati Stasiun Sudirman dan Manggarai. Suatu keniscayaan bila seseorang berhasil memperoleh tempat duduk. Kebetulan saat itu saya berdiri dan berada di gerbong tengah. Berada di sekeliling saya ibu-ibu dan seorang pria paruh baya. Suara riuh rendah di dalam kereta, ibu-ibu ini asik sekali memperbincangkan kejadian yang sudah lalu. Sedangkan pria paruh baya di samping saya, pakaiannya tampak lusuh, tapi dengan wajah yang hangat, tiba-tiba mencolek pelan salah seorang ibu-ibu tersebut.

Sontak mereka terdiam dan tampak kaget. Tiba-tiba bapaknya nyeletuk "Maaf Mba Syahrini, kok pulangnya naik kereta? Biasanya naik pesawat jet". Mereka lantas bertatap-tatapan tampak bingung. Saya yang menyaksikan dan mendengar ucapan bapak tersebut pun langsung tersipu-sipu. Sambil menahan tawa, penumpang yang lain pun hanya mesem-mesem melihat kelakuan si bapak tersebut. Tidak cukup sampai disitu, bapak tersebut melanjutkan tingkah usilnya dengan menggoda penumpang lain yang berdiri. Adalah yang disebutnya artis Luna Maya, Ariel Peter Pan, dan lainnya.

Untungnya saya tidak digodanya dengan tingkah usilnya tersebut. Saking penasarannya, saya memberanikan diri menanyakan asal usul beliau darimana dan mau kemana, sekedar basa-basi untuk menghentikan sejenak tingkah lucunya tersebut. "Saya dagang di Tanah Abang, neng. Saya pensiunan. Sekarang mau nengok cucu dulu di Pondok Indonesia eh maksud saya Pondok Cina". Saya manggut-manggut mendengar kewarasannya.

"Maaf ya neng, Bapak bertingkah begini supaya bapak/ibunya lebih rileks. Kasian mereka pulang kantor capek, kayaknya stres banget". SubhanAllah, saya terkagum-kagum dengan sosok pria paruh baya yang satu ini. Dengan kondisinya yang seperti ini masih memikirkan orang lain. Kendati orang lain juga belum tentu bisa menerima dan benar-benar memahami maksud dan tujuan tingkah lakunya. Tapi, upayanya patut diapresiasi. Hal ini hanya sekilas pengalaman seru diantara banyak keseruan lainnya.

Adapun terkait dengan kualitas pelayanan KRL Commuter Line, tentunya terus mengalami peningkatan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Kualitas pelayanan mulai dari informasi yang diberikan dan pelayanan lainnya. KRL Commuter Line tentunya terus berbenah memperbaiki diri. Adapun keuntungan menggunakan KRL Commuter Line, yaitu bebas hambatan alias tanpa macet. Kendati pemberhentian menunggu signal masuk di beberapa stasiun masih sering terjadi. Kaitannya dengan perkembangan fasilitas mulai mengalami kemajuan.

Terutama untuk para penyandang disabilitas/berkebutuhan khusus. Fitur serta layanan KRL Commuter Line dari tahun-tahun sebelumnya hingga saat ini juga terus berbenah. Misalnya, selaku pengguna smartphone Android, melalui aplikasi Info KRL saya merasa dimudahkan dengan adanya informasi posisi, jadwal dan peta rute perjalanan/loopline.

Pada dasarnya, impian para komuter tidaklah muluk, hanya berharap terpenuhinya sarana transportasi umum yang efisien. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemudahan perpindahan dari satu moda transportasi ke moda yang lain merupakan salah satu ukuran penataan kota yang penting. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun