Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BULOG Hadir bersama KITA Wujudkan Kedaulatan Pangan

27 Mei 2018   11:35 Diperbarui: 27 Mei 2018   11:35 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) adalah perusahaan milik pemerintah yang memiliki tugas Public Service Obligation (PSO) untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat produsen dengan melakukan pembelian beras petani berkualitas medium dengan harga pokok produksi. Sementara di tingkat konsumen, Perum BULOG melakukan operasi pasar pada saat terjadi kenaikan harga atau kelangkaan beras di pasar.

Berdasarkan Rapat Dengar Pendapat antara Komisi IV DPR RI dengan Direktur Utama Perum BULOG pada 23 Mei 2018 silam guna membahas persiapan dan kesiapan dan kesiapan dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2018 dihasilkan beberapa kesimpulan/keputusan yaitu:

  1. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah dalam hal ini Perum BULOG untuk melakukan perbaikan tata kelola distribusi pangan dalam negeri untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan pokok.
  2. Komisi IV DPR RI meminta Perum BULOG untuk melakukan identifikasi dan pemetaan terkait ketersediaan dan kebutuhan pasokan pangan pokok di tingkat nasional dan daerah
  3. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga pangan yang tidak merugikan petani sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen
  4. Komisi IV DPR RI bersepakat dengan Perum BULOG menolak rencana impor beras Tahap II sebesar  500 ribu ton selama ketersediaan beras dalam negeri masih mencukupi

Hal ini menunjukkan bahwa peran Perum BULOG guna menjamin ketersediaan dan keterjangkauan barang kebutuhan pokok untuk masyarakat juga diimbangi dengan peran sektor komersialnya selaku perusahaan BUMN. Adapun salah satu strateginya ialah dengan menghadirkan produk pangan unggulan kemasan dengan brand "KITA" diantaranya yaitu: Beras Kita, Gula Manis Kita, Minyak Goreng Kita, Tepung Kita dan Daging Kita.

Kehadiran produk pangan "KITA" oleh Perum BULOG sekaligus menjadi standar pangan berkualitas dengan harga kompetitif dan layak edar di Indonesia. Upaya ini sesuai dengan semboyan produk BULOG yaitu: Mudah, Murah, dan Sehat.

Perum BULOG menjalankan bisnis dan perdagangan beras premium yang memiliki nilai ekonomi dan kualitas lebih baik dari beras medium. Pengadaan beras premium tersebut merupakan beras dengan kualitas tinggi yang diantaranya berasal dari penggilingan beras lokal.

Kendati demikian, biaya produksi padi nasional dianggap kurang efisien dibandingkan dengan negara prdusen padi di Asia. Berdasarkan laporan Daya Saing Kegiatan Perberasan Indonesia yang bertajuk Perbandingan dengan Negara-Negara Tertentu di Asia menunjukkan bahwa biaya produksi padi Indonesia pada periode 2013-2014 mencapai Rp 4.082 per kg. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan negara penghasil padi lainnya di Asia. Sehingga biaya produksi beras Indonesia merupakan yang termahal di Asia.

Oleh karenanya, Pemerintah melalui Perum BULOG semenjak beberapa tahun silam telah menggalakkan upaya diantaranya melalui Program Serap Gabah Petani (SERGAP) untuk dijual ke sentra-sentra konsumen. Hal ini dilakukan guna memperpendek rantai tata niaga dari 7-8 rantai menjadi 3-4 rantai, sehingga disparitas harga konsumen dengan produsen dapat ditekan.

Pada tahun 2016 silam, program SERGAP telah mampu meningkatkan pengadaan gabah dalam negeri hingga 2,90 juta ton atau setara dengan kenaikan produksi beras hingga 1 juta ton lebih tinggi dibandingkan tahun 2015.

Berkenaan dengan hal tersebut, persediaan beras Perum BULOG lantas mencapai hampir 2 juta ton sehingga ketersediaan beras hingga Mei 2017 tergolong aman. Kondisi tersebut juga membuat Indonesia tidak perlu melakukan impor beras medium pada tahun 2016. Hebat!

Public Service Obligation (PSO) Perum BULOG pada tahun 2016 mencapai 3,51 juta ton meningkat 34,4 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut terdiri dari pengadaan gabah (setara beras) seberat 116 ribu ton, beras dalam negeri seberat 2,85 juta ton, dan beras luar negeri seberat 549 ribu ton. Sementara pengadaan untuk jenis premium seberat 193 ribu ton, sehingga total pengadaan beras Perum BULOG untuk PSO dan komersial mencapai 3,7 juta ton.

Pengadaan beras Perum BULOG (dok: https://databoks.katadata.co.id)
Pengadaan beras Perum BULOG (dok: https://databoks.katadata.co.id)
Di tengah kenaikan harga beras, stok beras Perum BULOG justru menyusut hingga di bawah satu juta ton sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap stok beras di pasar. Pada awal Januari 2018, stok beras Perum BULOG hanya mencapai 958 ribu ton. Ini merupakan angka terendah sejak tahun 2011.

Stok beras Perum BULOG (dok: https://databoks.katadata.co.id)
Stok beras Perum BULOG (dok: https://databoks.katadata.co.id)
Ketahanan stok beras Perum BULOG cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, cadangan beras hanya 1,03 juta ton kemudian meningkat menjadi 2,32 juta ton pada tahun 2012. Setelah itu terus menyusut menjadi 1,32 juta ton pada tahun 2015. Lalu pada akhir tahun 2016, cadangan beras Perum BULOG kembali meningkat menjadi 1,62 juta ton.

Akhir kata, Perum BULOG melalui berbagai strateginya berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat guna mencukupi kebutuhan dasar berupa pangan berkualitas. Perum BULOG berusaha hadir di sekitar kita melalui produk KITA yaitu produk pangan berkualitas dengan harga kompetitif. Sehingga sudah sepatutnya kita merasa bangga dan mengapresiasi produk KITA yang mudah, murah dan sehat.

Dari KITA, oleh KITA dan untuk KITA!

Referensi:

Facebook: Yesi Hendriani Supartoyo

Twitter: @yesihendriani

dok: kompasiana.com
dok: kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun