Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mewujudkan Pendidikan Bermutu yang Inklusif dan Berkelanjutan

18 April 2017   13:13 Diperbarui: 18 April 2017   13:29 7528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pertama, semua anak bangsa dengan berbagai latar belakang berhak atas pendidikan. Hal ini merupakan perwujudan dari hak asasi yaitu “the right to education”. Oleh sebab itu, sekolah inklusif seharusnya mengenali dan memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam, mengakomodasi keragaman gaya dan tempo belajar peserta didik serta menjamin bahwa setiap individu dapat mengenyam pendidikan bermutu dengan menggunakan kurikulum yang sama, strategi mengajar yang tepat, penggunaan sumber yang ada dan dukungan masyarakat.

Kedua, pembelajaran berbasis pada peserta didik. Konsep pendidikan atau pembelajaran ini mengandung ciri-ciri seperti kebutuhan peserta didik harus menjadi isu utama, memberikan kebebasan (otonomi) dan tanggung jawab kepada peserta didik atas pembelajaran yang menjadi pilihannya dam rangka memperdalam pemahaman menurut kebutuhan dan kepentingan masing-masing pribadi.

Ketiga, anak-anak yang memerlukan pendidikan secara khusus harus menjadi bagian dari program pembinaan pendidik. Selanjutnya, pembelajaran harus diadaptasikan dengan kebutuhan peserta didik dengan cara misalnya menyediakan bantuan ekstra yang diperlukan untuk menjamin terwujudnya pendidikan secara efektif, demokratis, memiliki komitmen terhadap keadilan dan anti diskriminasi.

Dengan demikian titik tekan manifestasi pendidikan inklusif adalah isu akses pendidikan bermutu untuk anak-anak berkelainan dan atau yang memiliki kebutuhan khusus tampak sangat menonjol. Pendidikan inklusif diwujudkan dalam sekolah inklusif yang mempunyai misi memberi kesempatan kepada setiap peserta didik dan menjamin anak-anak berkelainan diakui sebagai warga belajar dan kebutuhan khusus mereka dipenuhi. Sejatinya, sasaran pendidikan inklusif adalah menyingkirkan hambatan-hambatan yang mengakibatkan kelompok anggota masyarakat seperti anak-anak perempuan, kelompok yang tidak beruntung, anak-anak yang memiliki kelainan dan anak-anak yang tidak terjangkau melalui sistem pendidikan formal dan non formal karena sulit mengakses pendidikan dapat berkesempatan memperoleh akses pendidikan bermutu yang inklusif dan berkelanjutan.

Referensi:

  • Ali, M. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Jakarta: Grasindo
  • Baedowi, A et al. 2015. Potret Pendidikan Kita. Jakarta: PT Pustaka Alvabet
  • Baedowi, A. 2012. Calak Edu: Esai-Esai Pendidikan. Jakarta: PT Pustaka Alvabet
  • Idol, L. 2006. Toward Inclusion of Special Education Students in General Education. Remedial and Special Education Volume 27, Number 2, 2006
  • Weisel, A dan Dror, I. 2006. School Climate, Sense of Efficacy and Israeli Teachers’ Attitudes Toward Inclusion of Students with Special Needs. Education, Citizenship and Social Justice Vol 1(2) 157 – 174 ISSN: 1746 – 1979

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun