Dalam kesempatan ini saya akan sedikit berkisah untuk berbagi pengalaman saya memasarkan suatu barang yang sekiranya cocok dengan keadaan pemasaran masa depan di Indonesia dan semoga secuil kisah nyata ini mampu membuat para kompasianer termotivasi dalam memasarkan suatu barang atau jasa yang tengah digeluti. Semenjak 2010, saya memiliki online shop pribadi yang bernama FASHIONconscious, dari namanya saja sudah bisa ditebak dengan gamblangnya bahwa jenis pemasaran yang digeluti bergerak dalam bidang fashion, khusus untuk kalangan kaum hawa. Sistem pemasarannya, selain secara online, saya berperan sebagai reseller karena barang yang saya pasarkan tersebut diambil langsung dari pabrikan, setelah sebelumnya disesuaikan dengan jumlah pesanan yang diterima dari pelanggan. Pemasarannya yaitu dengan cara mengantarkan barang langsung kepada pelanggan setelah barang yang dipesan tersedia, jadi saya berhadapan langsung dengan pelanggan dan menerima pembayaran secara langsung pula (walau kadangkala ada yang melakukan transfer pembayaran terlebih dahulu). Segmentasi konsumen jelas dan area pemasarannya sempit, karena hanya terbatas pada area kota tempat tinggal.
Menjelang 2013, saya menggeluti online shop lainnya lagi yang bergerak di bidang aksesoris/pernak pernik barang unik, yang saya beri nama Trodel Shop. Sistem pemasarannya yaitu menggunakan sistem dropship. Ini merupakan salah satu bisnis reseller juga, hanya saja yang membedakannya yaitu jangkauan pengiriman karena pada Trodel Shop, menjangkau area yang lebih luas sehingga saya bisa mengirimkan barang yang dipesan oleh pelanggan tanpa harus berhadapan langsung. Intinya, sistem dropship merupakan suatu teknik dimana peranan saya sebagai reseller tidak menyimpan stok barang tetapi tetap mentransfer pemesanan dan detail pengiriman ke pabrik atau distributor (dan mereka nantinya yang akan melakukan pengiriman) tetapi nama pengirim akan tetap mengatasnamakan nama saya selaku reseller. Saya mendapatkan laba dari perbedaan harga pabrik dengan harga eceran. Begitu sekilas mengenai bisnis online yang pernah dan tengah saya geluti.
Selain perbedaan yang tampak dari dua gambaran diatas, tentunya ada persamaan yang bisa dipahami yaitu kedua-duanya sama-sama bergerak di bidang online yang sejatinya berhubungan erat dengan teknologi dalam hal ini internet. Kedepannya saya pribadi melihat bahwa internet mampu menjadi bagian dari proses pemasaran masa depan di Indonesia. Seperti yang diutarakan oleh Philip Kotler, tokoh paling kompeten dalam pemasaran, bahwasanya lanskap ekonomi telah secara fundamental diubah oleh teknologi dan globalisasi. Hal ini merupakan megatren yang harus dipertimbangkan untuk masa depan. Karena pada kenyataannya pelanggan kini semakin berpendidikan dan memiliki alat bantu yang lebih baik semisal internet, sehingga dapat lebih memilih-milih saat membeli. Ketika kita lebih memanfaatkan pemasaran melalui internet maka kita tengah mengembangkan berbagai metrik baru untuk mengukur dampak dari biaya-biaya pemasaran.
Adapun gagasan baru dalam pemasaran yang coba disuguhkan Kotler yaitu mengenai "metamarket" yang memfasilitasi semua kegiatan yang tercakup dalam upaya memperoleh sebuah item untuk digunakan atau dikonsumsi. Sebut saja contoh yang dipaparkan oleh Kotler dalam bukunya "According to Kotler", metamarket online Edmunds.com dimana kita bisa memperoleh informasi tentang semua mobil, mencari dealer terbaik untuk mobil yang diinginkan, mengatur pinjaman dan membeli asuransi. Adapun theknot.com merupakan metamarket online untuk mendapatkan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan pernikahan termasuk gaun pengantin, undangan, cenderamata dan lainnya.
Sejatinya, unsur-unsur utama dalam strategi pemasaran yaitu segmentasi, targeting, positioning dan diferensiasi serta alat bantu pemasaran yang utama yaitu 4P (product, price, place and promotion) merupakan unsur utama dan alat bantu yang sekiranya amat sangat bermanfaat dalam mendukung new concept pemasaran masa depan di Indonesia. Bon voyage! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H