Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gas Elpiji 12 Kg Non-Subsidi Naik Bertahap Menuju Harga Keekonomian

21 September 2014   00:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:06 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LPG atau ELPIJI, sih?

[caption id="attachment_360364" align="aligncenter" width="687" caption="Sumber: Energia (2014)"][/caption]

Nah, Elpiji 12 kg itu yang seperti apa?

Nih.

[caption id="attachment_360366" align="aligncenter" width="700" caption="Sumber: Energia (2014)"]

1411205862959806841
1411205862959806841
[/caption]

Seberapa pentingnya sih Elpiji ini di Indonesia sehingga perlu untuk dibahas?

Simak olahan data grafik saya di bawah ini.

[caption id="attachment_360369" align="aligncenter" width="500" caption="Dok: Pribadi (diolah)"]

1411206127188741491
1411206127188741491
[/caption]

14112065081088870584
14112065081088870584

Elpiji 12 kg merupakan komoditas nonsubsidi sehingga penetapan harganya seharusnya dilakukan secara keekonomian dan mengikuti volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sejauh ini, harga Elpiji 12 kg dijual di bawah harga keekonomiannya. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, harga Elpiji nonsubsidi Indonesia relatif yang termurah, bila dibandingkan dengan beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, China dan India.

14112076511766326102
14112076511766326102

[caption id="attachment_360365" align="aligncenter" width="700" caption="Sumber: Energia (2014)"]

14112057202023415886
14112057202023415886
[/caption]

Akibatnya, PT. Pertamina sebagai entitas bisnis mengalami kerugian. Selain sebagai entitas bisnis, PT. Pertamina berfungsi sebagai pelayanan masyarakat yang menyediakan kebutuhan minyak dan gas bumi. Kenaikan harga gas nonsubsidi dilakukan untuk menjalankan perannya sebagai entitas bisnis sehingga profit yang diperoleh dapat digunakan untuk membiayai pembangunan ekonomi dan juga sebagai salah satu modal ekspansi bisnisnya. Didasari alasan ini, PT. Pertamina mempertimbangkan kenaikan harga Elpiji 12 kg tersebut.

Elpiji 12 kg berkaitan dengan hajat hidup orang banyak seiring dengan keberhasilan program konversi minyak tanah ke Elpiji. Oleh sebab itu penetapan harga Elpiji 12 kg seharusnya mempertimbangkan daya beli masyarakat, kesehatan keuangan PT. Pertamina sebagai entitas korporasi dan potensi migrasi konsumen Elpiji 12 kg ke Elpiji 3 kg yang akan menambah beban subsidi Elpiji. Dalam kaitan ini perlunya rekomendasi kenaikan harga Elpiji 12 kg secara bertahap hingga mendekati harga keekonomiannya dalam jangka waktu tertentu.

14112067771607568357
14112067771607568357

Namun demikian, kondisi tersebut harus didahului dengan meninjau ulang upaya-upaya efisiensi yang dapat dilakukan oleh PT. Pertamina. Pada akhirnya kondisi ini akan mendorong struktur pasar Elpiji 12 kg di dalam negeri menjadi lebih kompetitif sehingga harga jual ecerannya dapat dijangkau oleh masyarakat dan pada saat yang sama dapat mengurangi tingkat kerugian PT. Pertamina. Pastinya, James Mirrlees dan Willian Vickrey, Pemenang Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1996 telah mengingatkan mengenai strategi harga bahwasanya harga yang terlalu tinggi akan menyebabkan konsumen lari ke produsen lain dan harga yang terlalu rendah akan membuat bangkrut juga. Teori permainan dapat meramalkan harga ekuilibrium, yakni harga yang optimum bagi produsen, artinya produsen tidak bakal mampu meningkatkan lagi labanya dengan tindakan sepihak.

Alangkah bijaknya apabila kita  juga mau merujuk pada teori yang dikembangkan oleh Maurice Allais (1988),  anak seorang penjaga kedai, sekaligus Peraih Nobel Ekonomi dari Perancis, mengenai teori yang menjelaskan tentang bagaimana sistem harga dapat bekerja untuk menjaga keseimbangan ekonomi.  Richard Stone, Pemenang Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1984, juga telah mengemukakan terkait pengembangan konsep dalam bidang mikro yang dikenal dengan istilah elastisitas harga, yaitu bagaimana cara mengukur perubahan yang terjadi pada jumlah barang atau jasa yang diminta di dalam pasar setiap terjadi perubahan harga.

The last but not least, energi merupakan faktor yang sangat esensial dalam pertumbuhan ekonomi bangsa. Semacam terdapat sebuah hubungan antara tingkat kemajuan pendapatan bangsa serta konsumsi energinya. Diperlukan sebuah langkah strategis dari pemerintah untuk mendukung ketahanan energi negara guna mendukung kemajuan ekonomi bangsa. Sehingga kedepannya diharapkan negara ini dapat menjadi negara Indonesia yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun