1. Gravimetri
Gravimetri adalah pengukuran kuantitatif atau kuantitas suatu sampel dengan menghitung berat suatu zat.Untuk pengukuran berat, produk harus selalu dalam bentuk padat. Alat terpenting untuk mengukur berat sampel adalah skala presisi.Pada reaksi yang membentuk endapan, endapan tersebut menjadi sampel yang akan dianalisis. Hal ini memungkinkan pemisahan endapan dengan cepat dari zat lain yang diendapkan serupa. Langkah selanjutnya adalah membersihkan sedimen. Tahap pencucian biasanya dilakukan dengan menyaring endapan. Langkah terakhir dalam proses ini adalah memurnikan endapan dengan menguapkan pelarut atau air yang masih ada dalam sampel. Pemanasan atau pengeringan biasanya dilakukan di dalam oven.
Analisis gravimetri merupakan analisis yang menentukan berat suatu unsur atau senyawa tertentu berdasarkan proses isolasi .Kebanyakan pengukuran gravimetri melibatkan pengubahan unsur atau  radikal menjadi senyawa murni dan stabil yang dapat ditimbang secara akurat.Berat suatu unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom penyusunnya.Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang terlibat dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode seperti proses pengendapan, penguapan, dan  elektrolisis.Dalam praktiknya, metode yang paling umum adalah presipitasi dan evaporasi.
Analisis gravimetri dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu cara penguapan, cara pengendapan, pengabuan, ekstraksi, distilasi, dan elektrolisis.
- Metode Evaporasi Gravimetri  Pada metode evaporasi gravimetri, komponen volatil dalam sampel diuapkan.Metode penguapan ini digunakan untuk mengukur kadar air. Sampel yang massanya diketahui  dipanaskan  pada suhu 1002C selama 2 hingga 3 jam untuk menguapkan molekul air yang terkandung dalam sampel.Pemanasan bisa dilakukan di oven atau microwave.Hilangnya massa sampel dihitung sebagai kadar air.
- Metode Pengabuan Gravimetri  Metode ini didasarkan pada pengurangan massa komponen dalam sampel dengan memaparkan sampel pada suhu tertentu. Penentuan kandungan abu atau bahan kering  suatu sampel. Sampel diasinkan dalam oven pada suhu antara 550 dan 650 C.Kadar abu atau bahan kering dihitung dari massa abu atau bahan kering yang dihasilkan.Teknik pengabuan Juga merupakan bagian dari beberapa pengujian berat dengan pengendapan untuk menentukan faktor berat.
- Metode Elektrolisis Gravimetri  Metode ini didasarkan pada proses elektrolisis sampel. Sampel yang akan dianalisis dipisahkan melalui reaksi reduksi dan oksidasi nonspontan menggunakan energi listrik. Salah satu penerapan metode ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral atau logam pada batuan. Sampel yang akan dipisahkan dihubungkan ke elektroda yang diberi arus listrik, dan terjadi reaksi reduksi sehingga menghasilkan padatan logam yang dapat dipisahkan dengan filtrasi. Teknik analisis gravimetri ini  dilanjutkan dengan penguapan sehingga menghasilkan analit yang massanya dapat dihitungÂ
-  Metode Ekstraksi Gravimetri  Metode ini didasarkan pada proses ekstraksi zat siklik dalam  sampel. Metode ekstraksi meliputi ekstraksi pelarut dan ekstraksi sexlet. Sampel diekstraksi menggunakan bahan yang sesuai tergantung pada  polaritas analit. Pemilihan pelarut biasanya dianggap memudahkan pemisahan perangkat yang digunakan  untuk memperoleh hasil yang murni.Karena pelarut untuk ekstraksi dan pemisahan  biasanya merupakan pelarut yang mudah menguap,  analit dapat dipisahkan tanpa masalah menggunakan pelarut tersebut. Misalnya dengan penguapan (evaporasi)
-  Metode Distilasi Gravimetri  Pengukuran gravimetri juga dapat dilakukan selama proses distilasi. Metode. Hal ini didasarkan pada proses yang memisahkan analit dalam  sampel berdasarkan perbedaan titik didih. Pemisahan ini diharapkan untuk jenis sampel yang mengandung analit dengan titik didih  rendah. Bandingkan dengan komponen sampel lainnya. Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar air Aufhauser dan  senyawa organik dalam sampel seperti minyak atsiri
-  Metode Deposisi Gravimetri  Metode Deposisi Gravimetri  didasarkan pada pembentukan endapan.Timbang sampel, larutkan dalam pelarut yang sesuai, dan bereaksi dengan reagen pengendapan. Setelah proses pengendapan selesai, endapan dipisahkan dan dicuci Endapan yang dihasilkan dikeringkan dalam oven atau dibakar. Produk akhir yang diperoleh didinginkan dan ditimbang untuk memperoleh massa endapan akhir.
2. Titrasi Asam BasaÂ
Titrasi adalah prosedur yang menentukan jumlah larutan  yang konsentrasinya diketahui  diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah sampel tertentu yang akan dianalisis, yang konsentrasinya belum diketahui. Prosedur analitik di mana titrasi dilakukan menggunakan larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetrik.
Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa adalah metode kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan larutan standar dari zat lawan (asam atau basa). Tujuan dari titrasi asam-basa adalah untuk menentukan titik ekivalen, yaitu titik di mana jumlah ekivalen zat yang dititrasi sama dengan jumlah ekivalen zat standar yang ditambahkan.Pada titik ini, reaksi kimia antara asam dan basa telah selesai, dan kita dapat menggunakan prinsip stoikiometri untuk menghitung konsentrasi zat yang dititrasi.
Dalam titrasi asam basa, asam dan basa digunakan sebagai titran atau titran.Kandungan larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran diteteskan sampai tercapai ekuivalen.Artinya titran dan titer telah bereaksi sempurna secara stoikiometri. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan perubahan warna indikator. Situasi ini  disebut  titik ekuivalen .Waktu selesainya titrasi  dengan mengamati perubahan warna indikator disebut "titik akhir titrasi ".Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, namun biasanya titik  akhir titrasi berada di atas titik ekuivalen.Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut titik ekuivalen.
Langkah-langkah umum dalam titrasi asam-basa adalah sebagai berikut:
- Â Persiapan Larutan: Persiapkan larutan asam atau basa yang akan dititrasi, serta larutan standar asam atau basa yang digunakan untuk titrasi. Larutan standar tersebut harus diketahui konsentrasinya dengan baik.
-  Tambahkan indikator: Tambahkan indikator yang sesuai ke dalam larutan yang akan dititrasi.Indikator ini berubah warna pada nilai pH tertentu, dan perubahan warna ini  membantu mengidentifikasi titik akhir titrasi.
-  Melakukan titrasi: Mulailah dengan menambahkan secara perlahan, sambil diaduk, larutan standar asam atau basa  ke dalam larutan yang akan dititrasi. Indikator berubah warna  saat Anda mendekati akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah ketika perubahan warna indikator menjadi tetap dan konstan.
- Â Catatan Volume: Catat volume larutan standar yang ditambahkan ketika titik akhir titrasi tercapai Volume ini disebut volume ekuivalen.
- Â Menghitung Konsentrasi: Jika berat ekivalen larutan standar dan konsentrasi larutan standar diketahui, konsentrasi zat yang akan dititrasi dapat dihitung menggunakan persamaan stoikiometri yang sesuai dengan reaksi kimia yang terlibat.
- Â Persamaan Titrasi Asam Basa Persamaan dasar yang digunakan dalam titrasi asam basa mengacu pada hubungan antara konsentrasi, volume, dan ekuivalen zat yang terlibat dalam reaksi. Pada titrasi asam basa, reaksi kimia yang umumnya terjadi adalah reaksi netralisasi antara asam dan basa.
 Rumus Perhitungan Konsentrasi Titrasi Konsentrasi Asam/Basa = (Normalitas Larutan Standar x Volume Larutan Standar) / Volume Larutan Sampel Dalam rumus ini, Anda menghitung konsentrasi asam atau basa yang akan dititrasi dengan menggunakan normalitas larutan standar, volume larutan standar yang digunakan, dan volume larutan sampel yang dititrasi.
 Beberapa indikator yang umum digunakan dalam titrasi asam-basa adalah fenolftalein, metil oranye, fenolftalein, dan bromtimol biru.Pemilihan indikator yang tepat sangat penting, karena perubahan warna indikator harus terjadi di sekitar titik akhir titrasi.