Di balik rasanya yang gurih dan renyah, ada filosofi di balik jajanan yang selalu hadir saat lebaran tiba.
Renginang merupakan simbol 'persatuan'. Karena makanan ini terdiri dari butiran ketan yang remuk jadi satu. Semua bersatu dan tidak bisa dipisahkan dengan mudah.
Salah satu jajanan yang paling umum, rengginang sudah lama populer dan melegenda. Renginang terbuat dari beras ketan kering dan memiliki tekstur yang kurang beraturan di permukaannya. Jika dilihat dari bentuknya, rengginang ini sekilas terlihat seperti kerupuk.
Tidak ada yang tahu persis bagaimana camilan renyah ini muncul. Â Awalnya warga menggunakan sisa nasi untuk dijadikan rengginang,setelah mengalami perkembangan dan banyak peminat rengginang, rengginang mengalami perubahan dari segi bahan dan kualitasnya. cara pengolahannya pun cukup mudah yaitu beras ketan biasanya dijemur di bawah sinar matahari lalu digoreng. Namun berbeda dengan pembuatan kerupuk yang biasanya dibuat dari adonan tepung tapioka yang dihaluskan, renginang masih dibuat dengan cara langsung menggoreng butiran beras.
Dalam perkembangannya saat ini, Rengginang sengaja diracik dengan bumbu manis dan gurih agar lebih menarik untuk dikonsumsi orang dan dijadikan sebagai ladang bisnis untuk memperoleh keuntungan perorangan maupun perusahaan pengolah rengginang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H