Filsafat bagi sebagian orang awan adalah sesuatu yang memerlukan penalaran yang tinggi. Berfilsafat  cenderung dianggap suatu kegatan yang hanya dilakukan oleh orang-orang kaum terpelajar. Dan rakyat yang bukan kaum terpelajar kerap kali diansumsikan orang yang tidak berfilsafat atau berpikir. Salah satu cabang filsafat yang membahas ilmu adalah filsafat ilmu. Istilah lain dari filsafat ilmu adalah theory of science (teori ilmu), metascience (Adi -- ilmu), dan science of science (ilmu tentang ilmu).
Menurut buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia karya Drs. Surajiyo, di tengah perkembangan IPTEK ilmu filsafat sangat diperlukan. Berikut ini manfaa belajar filsafat ilmu;
- Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehimgga dapat menghindarkan diri dari iskap solipsistik, yakni menganggap hanya pendapatnya yang paling benar.
- Filsafat ilmu meupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik ansumsi dan metode keilmuan. Sebab, kecenderungan yang terjadi di kalangan para ilmuwan menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu pengetahuna, bukan sebaliknya.
- Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dsn dipergunakan secara umum.
Implikasi mempelajari filsafat ilmu seperti yang diuraikan Rizal Mustansyir, dkk., (2001) adalah sebagai berikut.
- Bagi seseorang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuan memiliki landasan yang berpijak yang kuat. Ini berarti ilmuan sosial perlu mempelajari ilmu-ilmu kealaman secara garis besar, demikian pula seorang ahli ilmu kealaman perlu memahami dan mengetahui secara gari sbesar tentang ilmu-ilmu sosial.. dengan dmeikian ilmu yang satu dengan yang lainnya saling menyapa, bahkan dimungkinkan terjalinnya kerja sama yang harmonis untuk mememecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan,
- Menyadarkan seorang ilmuan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir "menara gading", yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.padahal setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan sosial-masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H