Sel surya perovskite adalah jenis sel surya generasi baru yang menggunakan material perovskite sebagai lapisan aktif penyerap cahaya. Material perovskite yang digunakan dalam sel surya ini memiliki struktur kristal ABX3, di mana:
- A adalah kation organik (seperti methylammonium atau formamidinium) atau anorganik (seperti cesium)
- B adalah kation logam (biasanya timbal atau timah)
- X adalah halida (biasanya iodida, bromida, atau klorida)
Sel surya perovskite telah menarik perhatian besar dalam komunitas penelitian energi terbarukan karena efisiensi konversi daya yang tinggi dan biaya produksi yang relatif rendah. Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, efisiensi sel surya perovskite telah meningkat secara drastis dari 3.8% menjadi lebih dari 25% dalam waktu singkat, menjadikannya salah satu teknologi fotovoltaik yang berkembang paling cepat.
2. Lapisan-Lapisan Pada Solar Cell Perovskite
Sel surya perovskite terdiri dari beberapa lapisan fungsional yang masing-masing memainkan peran penting dalam proses konversi energi. Struktur umum sel surya perovskite adalah sebagai berikut:
- Substrat (biasanya kaca atau plastik fleksibel)
- Elektroda transparan (misalnya, Indium Tin Oxide/ITO)
- Lapisan transport elektron (Electron Transport Layer/ETL)
- Lapisan aktif perovskite
- Lapisan transport lubang (Hole Transport Layer/HTL)
- Elektroda logam (biasanya emas atau perak)
3. Mekanisme Proses Annealing Pada Lapisan Perovskite
Proses annealing merupakan tahap kritis dalam fabrikasi sel surya perovskite yang sangat mempengaruhi morfologi kristal dan kinerja perangkat. Mekanisme proses annealing melibatkan beberapa tahap:
- Penguapan pelarut: Pelarut yang tersisa dalam lapisan perovskite menguap, memungkinkan kristalisasi material perovskite.
- Nukleasi: Pembentukan inti kristal perovskite dimulai pada titik-titik tertentu dalam lapisan.
- Pertumbuhan kristal: Inti kristal tumbuh menjadi butiran yang lebih besar.
- Rekristalisasi: Butiran kecil bergabung membentuk butiran yang lebih besar untuk meminimalkan energi permukaan.
Suhu dan durasi annealing sangat mempengaruhi ukuran butir, kerapatan, dan kualitas kristal perovskite. Optimalisasi parameter annealing sangat penting untuk mencapai kinerja sel surya yang optimal.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Lapisan Perovskite
Beberapa faktor kunci yang mempengaruhi kualitas lapisan perovskite meliputi:
- Komposisi kimia: Rasio dan jenis prekursor yang digunakan dapat mempengaruhi stabilitas dan sifat optoelektronik lapisan perovskite.
- Metode deposisi: Teknik seperti spin-coating, vapor deposition, atau metode solusi dua langkah dapat menghasilkan morfologi film yang berbeda.
- Kondisi lingkungan: Kelembaban dan suhu selama proses fabrikasi dapat mempengaruhi kristalisasi dan stabilitas perovskite.
- Parameter annealing: Suhu, durasi, dan atmosfer annealing mempengaruhi ukuran butir dan kerapatan film.
- Aditif dan passivasi permukaan: Penambahan bahan aditif atau teknik passivasi dapat mengurangi cacat dan meningkatkan stabilitas.
5. Kemajuan dan Tantangan Sel Surya Perovskite
Kemajuan Terkini:
- Peningkatan efisiensi: Efisiensi sel surya perovskite telah mencapai lebih dari 25% untuk sel tunggal dan lebih dari 29% untuk konfigurasi tandem silikon-perovskite.
- Stabilitas yang lebih baik: Pengembangan komposisi perovskite yang lebih stabil dan teknik enkapsulasi yang efektif telah meningkatkan umur pakai perangkat.
- Metode fabrikasi skala besar: Kemajuan dalam teknik deposisi seperti slot-die coating dan inkjet printing membuka jalan untuk produksi skala industri.