Mohon tunggu...
Yesi Aprilita Br Barus
Yesi Aprilita Br Barus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang belajar membuat tulisan dan semoga tulisan ini bisa berguna bagi banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Energi Matahari: Sumber Daya Alam yang Menjanjikan

8 September 2024   20:29 Diperbarui: 8 September 2024   20:30 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Energi matahari, sebagai sumber daya terbarukan yang melimpah, menarik perhatian global dalam upaya transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan. Artikel ini mengkaji asal usul energi matahari dan potensinya sebagai solusi energi masa depan.

Asal Usul Energi Matahari

Matahari, bintang terdekat dengan Bumi, terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu dari awan molekular yang runtuh. Di inti matahari, suhu mencapai 15 juta Kelvin dan tekanan 265 miliar atmosfer, menciptakan kondisi ekstrem yang memungkinkan terjadinya fusi nuklir. Proses ini, dikenal sebagai rantai proton-proton, mengubah hidrogen menjadi helium, melepaskan energi dalam jumlah besar.

Setiap detik, matahari mengonversi sekitar 600 juta ton hidrogen menjadi 596 ton helium. Selisih massa 4 juta ton diubah menjadi energi sesuai persamaan Einstein E=mc. Energi ini merambat dari inti melalui zona radiasi dan konveksi, membutuhkan waktu hingga 170.000 tahun sebelum mencapai fotosfer dan dipancarkan sebagai radiasi elektromagnetik.

Pemanfaatan Energi Matahari

Teknologi surya modern memanfaatkan radiasi matahari melalui dua pendekatan utama:

  • Fotovoltaik (PV): Mengkonversi cahaya langsung menjadi listrik menggunakan efek fotolistrik.
  • Concentrated Solar Power (CSP): Mengonsentrasikan radiasi matahari untuk menghasilkan panas, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin listrik.

Kemajuan dalam teknologi PV telah meningkatkan efisiensi sel surya dari 6% pada 1954 menjadi lebih dari 25% pada sel silikon kristal tunggal terkini. Penurunan biaya produksi yang signifikan telah mendorong adopsi energi surya secara global, dengan kapasitas terpasang mencapai 580 GW pada akhir 2019.

Tantangan dan Prospek

Meskipun menjanjikan, energi surya menghadapi tantangan seperti intermittency dan kebutuhan penyimpanan energi. Penelitian terkini fokus pada pengembangan baterai efisien dan integrasi dengan jaringan cerdas untuk mengatasi masalah ini. Inovasi dalam material sel surya, seperti perovskite dan sel multi-junction, berpotensi meningkatkan efisiensi konversi lebih lanjut.

Energi matahari, yang berasal dari reaksi fusi nuklir di inti matahari, menawarkan sumber daya bersih dan terbarukan yang sangat berperan krusial dalam transisi energi global. Dengan perkembangan teknologi yang pesat dan penurunan biaya, energi surya diproyeksikan menjadi komponen utama dalam bauran energi masa depan, berkontribusi signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim dan keamanan energi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun