Hidrolisis garam adalah proses kimia di mana garam terlarut dalam air mengalami reaksi dengan air untuk menghasilkan larutan yang bersifat asam atau basa. Proses ini terjadi karena ion-ion garam yang terlarut dalam air berinteraksi dengan molekul air dan menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-). Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan definisi hidrolisis garam, mekanisme yang terlibat, dan memberikan beberapa contoh yang relevan. Hidrolisis garam terjadi ketika garam terlarut dalam air mengalami reaksi dengan air, menghasilkan larutan yang memiliki pH asam atau basa. Hidrolisis dapat terjadi pada garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, serta asam lemah dan basa lemah. Reaksi hidrolisis ini bergantung pada karakteristik kimia garam yang terlibat.
A. Mekanisme Hidrolisis Garam
Mekanisme hidrolisis garam melibatkan reaksi antara ion garam dengan molekul air. Garam terlarut dalam air akan terdisosiasi menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jika ion hidrogen (H+) yang dihasilkan lebih dominan, larutan tersebut akan bersifat asam. Sebaliknya, jika ion hidroksida (OH-) yang dihasilkan lebih dominan, larutan akan bersifat basa.
Contoh Hidrolisis Garam:
- Hidrolisis Garam dengan Asam Lemah dan Basa Kuat:
  Contoh garam: NH4Cl (ammonium klorida)
  Reaksi: NH4Cl + H2O        NH4OH + HCl
Dalam reaksi ini, ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk amonia (NH4OH) yang bersifat basa, dan ion Cl- tidak bereaksi.
- Hidrolisis Garam dengan Asam Kuat dan Basa Lemah:
  Contoh garam: NaCN (natrium sianida)
  Reaksi: NaCN + H2O       NaOH + HCN
 Dalam reaksi ini, ion Na+ tidak bereaksi, sementara ion CN- bereaksi dengan air membentuk asam sianida (HCN).
3. Hidrolisis Garam dengan Asam Lemah dan Basa Lemah:
