Saya tinggal di Tanjung Priok. Di daerah kami ini masih banyak ojek sepeda. Beberapa waktu yang lalu saya naik ojek sepeda. Setelah ngobrol basa-basi ngalor ngidul dengan Mas Bejo, nama si tukang ojek, saya kemudian iseng tanya: "Mas, Pilpres nanti mau pilih siapa?".
Mulanya dia enggan menjawab. Tapi tak lama kemudian keluarlah pernyataannya: "Saya dan teman-teman yang sudah lama ngojek sepeda dan narik becak disini gak mau lagi kasus 98 terulang. Kami memang rakyat kecil, tapi gak suka dengan kerusuhan, bakar-bakaran, penjarahan dan penculikan". Saya diam saja mendengarkan si Mas Bejo ini ungkapkan ketidaksukaannya dengan peristiwa 98. Rupanya tragedi kemanusiaan itu masih segar melekat dibenaknya.
Karena tujuan saya sudah dekat, akhirnya saya tanya satu hal yang sebenarnya sudah pasti. "Jadi, Mas nanti pilih siapa di Pilpres?" Dengan lantang si tukang ojek ini berkata: "Jokowi lah Mas, emang mau pilih siapa lagi? Kapan lagi kita bisa punya Capres orang baik seperti dia. Kerjanya pun sudah terbukti. Tuh Tanah Abang diberesin, Waduk Pluit sudah cakep sekarang. Orang baik pasti pilih Jokowi lah Mas".
Saya tersenyum saja dalam hati. Sambil keluarin dompet untuk bayar saya tergelitik tanya: "Mas pinter amat sih bicara politik?" Si Mas Bejo dengan senyum malu menjawab: "Begini-begini kan saya baca koran dan lihat berita di TV juga Mas"
Sebelum berlalu dengan sepeda ontelnya, si Mas tukang ojek itu dengan santun ngomong: "Sampeyan pilih Jokowi juga toh?" Saya ketawa dan bilang: "Salam dua jari!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H