Kerokan atau kerikan merupakan salah satu teknik pengobatan tradisional untuk mengatasi masuk angin,yang paling populer di Indonesia. Karena teknik pengobatan ini bisa diaplikasikan ke semua usia, anak-anak, dewasa maupun manula. Karena kerokan itu aman,dan tidak menimbulkan efek samping yang berarti. Tidak cuman itu kerokan juga dikenal hampir diseluruh wilayah Indonesia. Begitu banyaknya penggemar kerokan garis keras dinegeri ini,sehingga wajar jika kita menjuluki kepopuleran tradisi ini dengan "Kerokanisme"
Kerokan menurut wikipedia indonesia,merupakan terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin dengan metode menggaruk atau menekan bagian permukaan kulit menggunakan sejenis minyak,benda tumpul seperti uang logam atau koin. Namun kerokan juga bisa dilakukan dengan menggunkan alat bantu lain, seperti potongan bawang merah,potongan jahe,giok atau benda tumpul lainnya. Karena menekan sambil menggaruk dengan minyak dibantu benda tumpul, kerokan menimbulkan bilur-bilur merah yang biasanya dibuat searah,dan merupakan gejala peradangan ringan yang sekaligus berfungsi melebarkan pembuluh darah. Karena pembuluh darah yang melebar inilah,maka oksigen dan nutrisi bisa berjalan dengan lancar,sehingga proses penyembuhan masuk angin bisa lebih cepat.
Meski  tahu manfaatnya,namun saya punya pengalaman traumatis soal kerokan ini. Sebagai gadis kecil yang saat itu masih tinggal dikampung,saya tentu pernah merasakan namanya dipaksa kerokan. Almarhumah ibu saya adalah kerokanisme garis keras.Dan beliau hampir tidak pernah pergi kedokter,hanya untuk berobat sakit flu atau masuk angin. Beliau lebih percaya kerokan adalah jawaban untuk semua gejala flu. Dan hal ini dipaksakan kepada anak bungsunya yang cengeng,yaitu saya.Â
Tentu sebagai anak kecil kerokan lumayan menakutkan untuk saya. Namun ibu saya selalu punya teknik untuk membujuk saya,bahkan memaksa saya. Setiap kali ingin melarikan diri dari kerokan,seluruh anggota keluarga  membantu ibu untuk menelikung alias memegangi tubuh kecil saya. Seberapapun keras saya berontak dan menangis,mereka tidak peduli. Sehingga saya bersumpah ketika dewasa,saya tidak akan sudi dipaksa untuk kerokan lagi. Beranjak remaja saya tak lagi mengalami kerokan. Hingga ibu saya meninggal. Tapi suatu hari ketika saya sakit dan demam ditempat saudara,saya ditawari kerokan. Dan saat itulah saya menyadari bahwa kerokan itu tidak menyiksa,tapi menyembuhkan. Badan terasa hangat,dan enakan. Semenjak itulah,kerokan yang tadinya membuat saya ketakutan berubah membuat saya jadi kecanduan.
Dan satu lagi yang legend dari kerokan ini adalah balsem lang. Â Balsem memang merupakan salah satu alat bantu kerokan berupa obat herbal yang berfungsi menghangatkan dan mengurangi pegal-pegal atau nyeri otot. Dan Balsem Lang merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Eagle Indo Pharma yang telah beroperasi sejak tahun 1973 dan bermarkas di Tangerang. Jadi tidak mengherankan jika balsem lang legend banget di Indonesia apalagi dalam hal kerokan ini,karena merupakan produk lintas generasi,yang sudah terbukti khasiatnya. Selain bisa mengatasi masuk angin dan pegal-pegal,balsem lang juga bisa mengatasi mual,nyeri otot,digigit serangga,pusing,melegakan pernafasan saat flu,dan sahabat yang baik juga buat diperjalanan. Keunggulan dari balsem lang dibanding produk sejenis adalah kandungan bahan-bahan alaminya yang bermmutu tonggi,memiliki aroma terapi dan obat luar yang multifungsi.
Jadi jika kita masuk angin, tidak perlu ragu melakukan kerokan atau kerikan. Karena sebenarnya sakit flu atau masuk angin,termasuk sakit ringan,sehingga kita bisa mencoba mengatasinya dengan pengobatan tradisional atau herbal terlebih dahulu. Karena obat-obat kimia juga tidak selalu bagus untuk dikonsumsi loh,tentu karena efek sampingnya. Kalau kita bisa mengatasi dengan cara-cara yang lebih gampang,aman dan terpercaya,kenapa harus dikit-dikit minum obat. Kerokanlah jika masuk angin,dan gunakan balsem lang sebagai sentuhan paripurna untuk menyembuhkan gejala masuk angin Anda. Karena kerokan tidak hanya sekedar warisan budaya,tapi juga tradisi yang kaya manfaatnya. Sekali lagi jangan dikit dikit minum obat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H