Pekerja Kemanusaan dari berbagai elemen (Dewan Adat, LSM, Perempuan, DPRD, dan Mahasiswa) di Paniai Papua melaporkan, siang ini, Selasa (13/12) pukul 05.30 waktu setempat, aparat gabungan TNI/Polri menyerang markas TPN/OPM Eduda Pimpinan Jhon Yogi.
Ance Boma, S.Sos dari Yayasan Pengembangan Kesejateraan Masyarakat (YAPKEMA) Enarotali Paniai mengatakan, dirinya dan teman-temannya sedang mencari informasi soal kemungkinan korban akibat baku tembak itu. Dikatakan, pihak TNI/OPLRI melakukan pembakaran rumah-rumah di kampung Eduda (kring Domba yang Hilang). "Kami sedang mencari informasi lebih lanjut soal korban di pihak kelompok TPN/OPM, pihak TNI/POLRI, dan pihak masyarakat sipil," katanya.
Dikabarkan, penyerangan dilakukan lewat darat dan udara (hellycopter). "Kami lihat ada hellycopter ke Eduda dan kembali lagi ke Enaro beberapa kali. Kami juga dengar informasi ada korban yang di bawa ke RSUD Paniai tetapi kami masih belum lihat. Kami akan memastikan segera, dari pihak mana korban itu," kata Ance.
Sumber lain dari Paniai mengatakan, hellicopter telah mengantar dua korban dari pihak aparat TNI/POLRI. Namun, hingga kini belum diketahui namanya. Pimpinan OPM wilayah Paniai, Jhon Yogi kepada beberapa sumber mengatakan, TNI telah masuk di wilayahnya maka dia akan melakukan perlawanan hingga Papua Merdeka.
"Mereka telah ganggu kami. Mereka sudah masuk di wilayah saya. Saya akan lawan sampai Papua Merdeka. Saya ada di sini untuk Papua Merdeka. Saya ada di sini untuk Papua Merdeka. Saya akan lawan sampai perjuangan ini selesai. Saya minta PBB buka mata atas persoalan ini. Masalah kami adalah masalah politik. Ingat, kami ada di hutan untuk Papua Merdeka," kata sumber di Paniai menirukan ucapan Pimpinan OPM yang dihubungi via telepon siang ini.
Katanya sumber itu, ketika ditanya soal korban, Jhon tidak mau berkomentar dulu. Sumber itu menirukan komentar Jhon, "Nanti lihat saja. Mati bagi demi Papua adalah berharga. Kami ada di hutan tidak ada pilihan. Kami ditembak dan Papua Merdeka. Kalau pihak mereka ada yang mati akan ketahuan juga. Pihak kami juga. Jangan tanya banyak," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H