Beberapa kaum lelaki mungkin mengatakan cantik itu relatif. Mereka percaya setiap pria memiliki pandangan yang berbeda tentang apa itu cantik. Misalkan anad melihat krisya itu biasa aja, namun berbeda dengan si nurdin. Krisya tampak cantik bagi nurdin. Yah, itulah kepercayaan. Ada juga, yang mengatakan sebaliknya, bahwa cantik itu sebenarnya mempunyai banyak syarat. Mereka yang percaya akan hal ini biasanya ditemukan di konser-konser yang dimana ada penyanyi wanitanya, mungkin juga seperti girl band yang beken saat ini, dan biasanya juga sering pusing dengan sopo yang menjadi miss universe selanjutnya.
Begitulah cantik, kesannya sangat berbeda tapi sangat erat apa yang mereka percayai. Aduh, apakah cantik itu hanya kepercayaan?!! Bagaimana dengan jomblo? Bagaimana dengan jones? Apakah itu juga kepercayaan?? Jika iya, beruntung bagi yang merasa jomblo tak perlu lagi merasakan statusnya.
Kata muridnya Kant, Samuel Taylor, cantik itu.,
“The BEAUTIFUL is. . . at once distinguished both from the AGREEABLE, which is beneath it, and from the GOOD, which is above it: for both these necessarily have an interest attached to them: both act on the WILL, and excite a desire for the actual image or object contemplated.”
Loh kok ngomong Bahasa Inggris? Penulis memang telah lama belajar Bahasa itu, tapi cuma taunya yes and no. Ya udah, intinya cantik itu berbeda dengan persetejuan dan juga, kebaikan (artinya di sini, moralitas) karena keduanya memiliki kepentingan masing-masing. Selebihnya buka kamus oxford, atau ga mau repot, buka tuh om google translate.
Hmmmm… jika dipikirkan, cantik itu sangat khas akan keterasingan. Dan jika dipercayai cantik itu seperti itu, maka itu juga suatu persetejuan, kepercayaan. Whot? Apa-apaan nih mas taylor? Bikin pusing aja.
Mari ditelaah lagi. Kalau dilihat dari kata “the good”, apa hubungannya cantik?
Oh iya! Kan ada yang cantik, dan ada juga yang tidak cantik. Di sinilah terkesan moralitasnya.
Seorang yang cantik itu yang ada di kebanyakan imajinasi orang mungkin selalu dikaitkan putih, muka oval, alis mata, hidung mancung, dan sebagainya. Dan dari segi sifat, yang cantik itu pasti baik orangnya. Sehingga yang tidak pun iri, dan berusaha berlomba-lomba bahkan sampai harus mengikuti operasi plastik.
Kalau melihat sampai segitunya dengan kecantikan, teringat akan frasa Darwin, “survival of the fittest”. Kang Darwin percaya kalau manusia itu berasal dari monyet. Namanya juga nenek buyutnya ardwin, artinya hanya beberapa orang yang bisa bertahan dari kejamnya alam. Namun apa hubungannya dengan cantik? Ingat kalau mereka sampai berlomba-lomba. Namun, sapakah yang menentukan alam kecantikan itu? Hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm……
Kanjeng Marx bisa menjawabnya kalau cantik itu hanya sebuah komoditas. Namun, diperlukan beberapa halaman lagi dan energi bagi jari wahai yang menulis ini. Sejarah Cantik mungkin bisa mengalahkan Sejarah Tuhannya Karen Armstrong. Tapi sudahlah, intinya cantik itu ada! Percayalah!