Mohon tunggu...
Elia Gerry Geraldo
Elia Gerry Geraldo Mohon Tunggu... Gamers -

Call me Gerry , Saya amat sangat menyukai permainan video game .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Hawa Nafsu Berbicara!

5 Mei 2018   15:37 Diperbarui: 5 Mei 2018   15:45 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Rex/Shutterstock

Naik angkot maupun aplikasi online bisa dirampok dan diperkosa?

Siang ini saya melihat berita yang cukup membuat prihatin orang banyak.Dimana seorang mahasiswi di rampok  dan nyaris di perkosa oleh driver online.Hmmmm saya mencoba membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang tua mahasiswi ataupun menjadi kerabat atau mungkin seorang kekasih yang ia sayangi.Tentu saja kengerian mendalam akan di alami dan kondisi pikiran akan terus menghantui dalam bayang-bayang.

Sebelum jauh kejadian tersebut,saya pernah memprotes soal kebijakan angkutan umum dimana ada beberapa angkot menggunakan jasa seorang supir tembak (Bukan supir resmi) demi mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa.

Sifat yang saling suka menyuruh tanpa memikirkan resiko yang akan di hadapilah awal permulaan dari kesalahan yang fatal.Mungkin saja seorang supir yang sudah lama menggeluti pekerjaan ini sudah dalam titik jenuh yang mengakibatkan ia menyuruh untuk rekannya membawa mobil menarik mencari penumpang seperti halnya yang ia biasa jalani.Dengan begitu ia bisa beristirahat namun tetap memiliki keuangan yang bagus karena mobil di sewakan kepada sang supir tembak.

Hawa nafsu mulai berbicara dari hal kecil sang supir angkot dimana ya menginginkan keuntungan selain itu melakukan pembenaran dalam hatinya bahwa ia dapat membantu rekannya tersebut untuk mencari sesuap nasi.

Namun sudah banyak kejadian di sinetron ataupun cerita-cerita curahan hati bahwa kadang orang yang di tolong tidak tau balas budi seperti halnya kata habis manis sepah dibuang ataupun kacang lupa dengan kulitnya.

Hawa nafsu adalah sebuah perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seorang manusia berkaitan secara langsung dengan pemikiran atau fantasi seseorang.

Dari kesalahan kecil ini bisa berakibat fatal,sang supir tembak melakukan hal biasa yang telah di jalaninya dan eng ing enggg ia melihat seorang wanita menyetop tanda bahwa ia akan menaiki mobil tersebut.Wanita tersebut memang berpenampilan cukup menarik membuat hawa nafsu seorang supir tersebut bergejolak.Dari balik spion tersebut sang supir memang memperhatikan gerak gerik wanita tersebut. Dari sanalah hawa nafsu berbicara.Akhirnya ia memutuskan perintah hawa nafsu tersebut dan membawa mobilnya menuju arah berbeda.

Saya saat itu memprotes keras dengan tindakan supir angkot yang tidak bertanggung jawab.Setelah kejadian itu baru munculah aplikasi Online dimana akhirnya membuat sedikit gesekan antara supir angkot dan driver online.

Lagi-lagi hawa nafsu berbicara demi mencari sebuah keuntungan mereka berperang saling hantam saling ancam. Yahhh itu hal yang sudah biasa di lakukan seorang manusia. Saya pun termakan oleh media dan mengikuti hawa nafsu melakukan pembenaran! Naik angkot jaman sekarang sudah tidak aman!Buktinya ada yang di perkosa di dalam angkot.Saya pun mencoba merujuk bahwa aplikasi online lebih aman menggunakannya.

Ternyata saya pun tersentak dengan mulai munculnya kasus perampokan ataupun pemerkosaan dalam menggunakan aplikasi online,lagi-lagi semua tergantung pemikiran diri sendiri. Namun beberapa referensi dari semua tokoh agama baik dia Ulama, Pendeta, Biksu dll bisa menjadi acuan untuk menghindari hilangnya kontrol pikiran. Kontrol pemikiranmu, karena dari pikiran akan menimbulkan tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun