Mohon tunggu...
Yenny Siregar
Yenny Siregar Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

belajar dan terus belajar itulah yang aku sedang lakukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Calon Jemaah Haji Galau

10 November 2013   12:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisahku Aku berkisah atas kehendak Engkau, dan menuturkan kegalauan hatiku. Sungguh semua orang penganut Islam merindukan berhaji dan bila ditanya pasti jawabnya sama, ingin berhaji. Saya juga demikian. Tapi kapan? Banyak jawaban akan muncul, nanti saja, entah kapan, belum terpanggil, belum ada rejeki, belum ada uang, menunggu panggilan, dan banyak lagi. Yang sudah terpanggil hatinya tidak sedikit yang galau, gamang. Pergi mengurus urusan haji harus menunggu antrian sekian tahun lamanya. Tidak bisa instan sekalipun uang sudah ditangan. Ikuti saja aturan, itu yang harus dilakukan calon jemaah haji yang hendak berhaji dengan fasilitas haji reguler melalui departemen agama RI. [caption id="" align="alignnone" width="260" caption="kesana aku ingin pergi"][/caption] Sesuatu yang aneh dan luar biasa saya rasakan saat menjelang bulan haji tahun ini. Setiap pengajian membahas mengenai haji. Kutbah jumat juga bicara soal haji dan saya yang mendengar dari rumah selalu tidak henti-hentinya menangis meraung-raung setiap kali mendengar kata haji disebut. Tidak peduli waktu dan tempat, hati ini bergetar luar biasa, mata ini langsung bersimbah air mata, hidung pun basah. Lalu pecah tangis yang tak terbendung. Luar biasa sekali tak tau dari mana datangnya dan tidak terbendung. Kadang bibir ini sulit menahan suara yang hendak keluar. Selalu berusaha menangis dalam diam, tapi tidak jarang harus menyumpal mulut dengan kain agar jangan sampai terdengar tetangga karena sedang menangis keras luar biasa. Ini kisahku Aku menulis pesan kepada suamiku dan bertanya kapan kita berhaji, lalu di jawab 'segera'. Tapi ternyata tidak membuatku puas. Aku memintanya mencari tahu prosedurnya, dan dia mengirimkan brosur cara mendaftar haji. Aku menghubungi bank tempat aku biasa menabung dan bertanya apa bisa terima tabungan haji, ternyata bisa, lalu bertanya soal prosedur dan diberi penerangan singkat. Intinya bank hanya untuk buka rekening, pendaftaran urus sendiri ke departemen agama. Aku ke kota Bekasi berkeliling mencari kantor departemen agama, Seorang teman lama di IGRA alhamdulilah berkenan mengantar bertemu pimpinan pemberangkatan haji Bekasi. Dari beliaulah saya tahu cara dan prosedur yang harus dilakukan. 1. buka tabungan haji bank bebas, ada beberapa bank yang ditunjuk, nilainya harus mencapai 25 juta rupiah untuk bisa mendaftar haji. 1 rekening untuk atas nama 1 orang tidak bisa di gabung dan diwakilkan. Harus sendiri 2. mengurus surat domisili melalui kelurahan dan kecamatan sesuai KTP 3. membawa akte kelahiran asli atau ijasah asli yang kemudian di foto kopi untuk dilampirkan dalam data yang diserahkan ke departemen agama saat pendaftaran. 4. foto diri tampak wajah dengan dasar putih ukuran 3x4 dan 4x6 Tapi tidak bisa sekarang. Daftar antrian calon jemaah haji Bekasi saat ini sudah mencapai masa tunggu 10 tahun. Dan ternyata saya juga tidak bisa menahan emosi dan getaran dalam hati saya dan menangis sejadi-jadinya di kantor itu didepan bapak itu. Yang bisa saya lakukan adalah menenangkan diri, mulai mengurus semua keperluan pendaftaran untuk bisa mendapat nomor porsi. Saya mulai ke Bank membuka tabungan haji, meminta waktu suami untuk pergi ke bank membuka rekening yang sama. Lalu mulai mengisinya hingga mencapai masing-masing 25 juta. Saya juga pergi ke kelurahan dan kecamatan mengurus surat domisili untuk keperluan haji. Para petugas sudah tahu formatnya. Kita tinggal bilang untuk keperluan haji, nanti akan di buatkan. Surat domisili ini bermeterai 6000 rupiah dan ditandatangani yang bersangkutan, keluarahan dan kecamatan. Saya juga mengambil akte kelahiran saya dirumah orang tua saya, sekalian meminta restu untuk mendaftar haji. Demikian juga dengan suami saya minta menyiapkan akte atau ijasah untuk keperluan pendaftaran. Setelah semua saya kumpulkan dan saya foto copy, selanjutnya saya meminta waktunya untuk foto dan pergi ke departemen agama untuk mendaftar. Alhamdulilah semua berjalan mulus atas kehendak Allah tentu saja. Semua urusan berjalan lancar dan cepat. Sudah mendapat nomor porsi. Selesai dari departemen agama suamiku juga bisa langsung pergi kerja. Sekarang tinggal menunggu giliran... iya antrian Bekasi kurang lebih 10 tahun. Ya Allah ya RAB, aku berlindung hanya padamu, tunduk padamu. Dan disaat penantian ini.... yang begitu panjang... lalu bagaimana dengan hati ini? Ya Rahman.... Ya Rohimmmm kepadamu aku pasrahkan dan aku serahkan segalanya.... Aku hanya manusia biasa, ini curhatku, mohon bantu doanya ... terima kasih foto diambil dari http://www.digaleri.com/2012/10/foto-foto-indahnya-kakbah-di-mekah.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun