2. Charles Spearman (1927)
Menurut Spearman, inteligensi bukanlah kemampuan tunggal, melainkan terdiri dari dua faktor, sehingga teorinya dikenal sebagai teori inteligensi dwifaktor atau bifaktor. Kecerdasan dapat dibagi menjadi dua yaitu kecerdasan umum (general ability) dan kecerdasan khusus (specific ability), sehingga inteligensi mempunyai dua faktor. Dua faktor itu adalah faktor yang bersifat umum (general factor, disingkat g) dan yang bersifat khusus (specific factor, disingkat s). Faktor umum mendasari semua tingkah laku, sedangkan faktor khusus hanya mendasari tingkah laku tertentu.
3. Sternberg (1931)
Menurut Sternberg inteligensi mempunyai tiga bagian sehingga teorinya dikenal dengan teori inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu adalah konseptual (komponen pemrosesan informasi), kreatif (kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan baru secara efektif dan mencapai taraf kemahiran dalam berpikir sehingga mudah berhasil mengatasi segala permasalahan yang muncul) dan kontekstual (kemampuan untuk menempat- kan diri dalam lingkungan yang memungkinkan akan berhasil, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengadakan perubahan terhadap lingkungan bila perlu, misalnya memilih kasus, menyesuaikan dengan lingkungan kerja baru dan kelincahan pergaulan sosial). (Good dan Brophy, 1990: 597).
4. Louis L Thurstone (1938)
Thurstone memandang inteligensi bersifat multi faktor. Faktor-faktor yang membentuk inteligensi adalah faktor umum (common factors, disingkat c) dan faktor khusus (specific factors). Faktor umum terdiri dari tujuh faktor yang membentuk perilaku tertentu yang bersifat umum. Faktor khusus adalah faktor- faktor yang mendasari perilaku yang bersifat khusus
Baca juga: Bagaimana Hubungan Intelegensi dengan Bakat, Kreativitas, dan Prestasi?
5. JP Guilford (1967)
Menurut Guil ford , faktor yang membentuk inteligensi bukan hanya satu faktor (Terman), dua faktor (Spearman), tiga faktor (Sternberg) atau tujuh faktor (Thurstone), melainkan 120 faktor. Berdasarkan analisis faktor, Guilford mengusulkan model berbentuk kubus yang disebut model struktur intelektual dengan 120 faktor. Sejumlah 120 faktor itu merupakan kombinasi dari tiga dimensi. Ketiga dimensi inteligensi itu adalah dimensi operasi/proses, dimensi isi/materi/ konten, dan dimensi hasil/produk (Guilford, 1971: 61 62).
6. Howard Gardner (1983)
Menurut Gardner, inteligensi bukanlah satu kemampuan sebagaimana disampaikan oleh Terman, Spearman, Sternberg, Thurstone, dan Guilford. Inteligensi merupakan kemampuan ganda (multiple intelligence). Kemampuan ganda dalam konsep inteligensi menurut Gardner, terdiri dari sembilan kemampuan (Suparno, 2004: 19). Kesembilan kemampuan itu adalah:
- linguistik
- matematis logis
- ruang
- kinestetik badani
- musikal
- interpersonal
- intrapersonal
- lingkungan / naturalis
- eksistensial.