Mohon tunggu...
Yenny r maulid
Yenny r maulid Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mari belajar bersama✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesempatan Anak Belajar Matematika di Tengah Masa Pandemi Seperti Ini

11 Mei 2020   21:54 Diperbarui: 11 Mei 2020   22:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak pandemi Covid-19 ini meluas ke berbagai negara, semua kegiatan apapun otomatis dihentikan, semua jadi serba online. Kerja online dari rumah, belajar juga harus dilaksanakan secara online dari rumah. Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan agar semua masyarakat belajar di rumah atau bahkan terpaksa harus diliburkan total sebagai upaya pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 yang pasti bukan hanya berdampak kepada orang dewasa saja, tetapi anak usia dini yang berada di lembaga-lembaga PAUD juga tentunya.

Disaat libur panjang seperti keadaan sekarang ini semestinya setiap lingkup keluarga dapat memberika kesempatan yang lebih luas kepada anak untuk memperoleh pendidikan informal. Orang tua memiliki waktu untuk quality time bersama anak yang lebih lama daripada biasanya karena masing-masing pekerjaan.

Berbicara tentang pelajaran matematika anak usia dini, anak akan merasa senang belajar matematika dengan menggunakan pendekatan sehari-hari yang sederhana. Apalagi dalam situasi seperti ini anak berkesempatan mengamati langsung apa kegiatan mereka dirumah yang dapat dijadikan pengalaman bagi anak. Di dalam lingkup keluarga, orang tua akan membantu anak memperoleh konsep matematika yang baru, sekarang dan masa yang akan datang. Tentunya kebanyakan orang tidak menyadari jika matematika dapat ditemukan dalam kegiatan sehari-hari.

Kalian tau? Salah satu tips yang dapat membantu orang tua untuk terus membuat penemuan-penemuan baru untuk anak seperti berikut:

Anak berkata Saya punya empat jari. Hal ini biasa tejadi pada anak-anak yang berada pada tahapan matematika yang tidak logis, seperti menghitung jari dan mendapati empat pada satu waktu dan lima pada waktu yang lain
Nenek tinggalnya jutaan mil jauhnya. Anak-anak memiliki sedikit konsep jarak dan waktu

Bagaimana saya membuat angka?. Hal ini dapat menandakan anak mengalami kemajuan dalam pembelajaran matematika ketika dia sedang menuliskan angka

Dimana rak yang besar untuk buku yang besar?. Berpikir keras tentang permasalahan sederhana yang dapat anak anda pecahkan

Satu, dua, tiga langkah ke pintu. Terus membuat matematika menjadi bagian aktivitas sehari-hari
Pada dasarnya belajar maematika sangatlah menyenangkan. Nah, belajar matematika secara langsung adalah cara terbaik bagi anak, seperti contoh berikut adalah pengalaman-pengalaman yang dapat diamati oleh orang tua di rumah untuk mendorong perkembangan kemampuan matematika anak:

Lihat di sana!. Mendorong anak agar mengamati, sadar, da ingin tahu suatu tindakan atau kejadian. Misalnya kita dapat menunjukkan suatu pola keramik pada lantai, ukuran suatu pohon yang ada di sekita rumah, bentukjendela pada bangunan rumah, kejadian semut yang berjalan lebih pelan dan kucing yang dapat berlari dengan cepat
Saya dapat menyentuhnya!. Memberi materi matematika anak yang dalam bentuk suatu yang dapat dimanipulasi. Misalnya menunjukkan tombol-tombol di rumah yang dapat dibentuk dalam berbagai jenis ukuran, warna, atau jumlah lubang dalam jenis wadah dengan banyak ukuran yang dapat diisi

Dapatkah anda memperlihatkan pada saya bagaimana menuliskan nomor telepon saya?. Tunggu hingga anak-anak memperlihatkan kebutuhan atau minatnya dalam memberi simbol-simbol sebelum memperkenalkan kepada mereka, kemudian memilih angka-angka yang emmiliki arti bagi para individu misalnya usia seseorang atau nomor telepon

Anda dapat memiliki separuh. Mendorong anak-anak berbicara mengenai konsep angka tanpa rasa takut akan salah. Anak-anak akan membuat pernyataan-pernyataan salah dalam proses mempelajari matematika, seperti ketika mereka belajar berbicara. Memperbaikinya dapat mendorong anak-anak dalam menawarkan solusinya sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun