Mohon tunggu...
Yenny Destiaz
Yenny Destiaz Mohon Tunggu... Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ADHD (Attention Defcit Hyperactivity Discorder)

28 Maret 2025   11:44 Diperbarui: 28 Maret 2025   11:44 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ADHD (Attention Defcit Hyperactivity Discorder) ini merupakan istilah bagi ABK yang memiliki kekurangan dalam memusatkan perhatiannya disertai kondisi dirinya sebagai seseorang yang hiperaktif (Wahidah,2018). Beberapa para ahli menyebutkan bahwa penyebab utamanya adalah adanya mesalah genetika, terdapat bahan kimia, masalah saat kehamilan atau persalinan, serta virus. Dengan adanya penyebeb tersebut akan merusak gangguan otak manusia. Munculnya gejala ADHD ini pasti dimulai dari usia kanak-kanak. Dimulainya sulit berkonsentrasi,superaktif, serta sulit mengendalikan diri. Inti dari kekurangan dari ABK dengan ketunaan ADHD ini adalah sulitnya memfokuskan diri terhadap sesuatu. Anak yang memiliki ketunaan ADHD ini terbiasa dengan sering terciptanya kesalahan, karena terlalu aktif hingga menyebababkan kekacauan di sekitarnya. Lalu biasanya jika sedang berbicara dengan oranag lain langsung pergi dan tidak mau mendengarkan, terkahir adalah selalu gagal menyelesaikan suatu pekerjaan.

Ciri-Ciri ADHD

Menurut Sugiarmin (2007) pada penelitian (Astrella,2018)menyatakan, ciri utama seorang individu yang memiliki kekurangan dengan ketunaan ADHD meliputi 3hal

1. Gangguan pemusatan perhatian Seseorang yang memiliki ketunaan ini terlihat amat sangat mudah teralihkan inderanya atau perasaan yang muncul saat itu sangat tidak dapat tertebak.

2. Gangguan pengendalian diri Hasil dari gangguan ini akan beruba tindakan yang tidak bersamaan dengan pemikiran. Seseorang dengan ketunaan ADHD akan dikuasai oleh apa yang dirasakan, maka akan langsung bereaksi tanpa memikirkan banyak hal

3. Gangguan aktivitas yang berlebihan Hal ini kita dapat mengetahui berawal sejak usia dini, dengan selaluadanya gerakan dan biasanya sangat sulit tenang.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak sekolah dasar menyoroti pentingnya penyelenggaraan pendidikan inklusif yang dapat mendukung keberagaman kebutuhan siswa, termasuk mereka yang memiliki gangguan seperti ADHD. Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang memastikan bahwa semua anak, tanpa terkecuali, mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas di lingkungan yang mendukung dan menghargai perbedaan.

Urgensi Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan ADHD:

1. Mengakomodasi Berbagai Kebutuhan Belajar:

Anak-anak dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengelola perilaku impulsif, dan mengikuti rutinitas kelas yang padat. Pendidikan inklusif memberikan kesempatan bagi guru untuk menggunakan metode pengajaran yang lebih fleksibel dan adaptif, seperti memberikan instruksi yang lebih terstruktur, menggunakan alat bantu visual, dan memberikan waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas. Hal ini memungkinkan anak dengan ADHD untuk tetap berpartisipasi dalam kegiatan belajar yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kemampuan mereka.

2. Meningkatkan Kesadaran dan Toleransi di Lingkungan Sekolah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun