Masa pandemi yang kita alami sedikit banyak membuat keefektifan proses belajar bagi para anak-anak berkurang. Bagi para orang tua dan pendidik tentunya tidak mudah dalam mendampingi setiap anak yang sedang menjalani proses belajar mengajar dirumah nih.
Salah satu desain pembelajaran yang dapat digunakan bagi  para pendidik untuk memberikan stimulus pada anak usia dini adalah desain pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Pembelajaran berbasis proyek ini memiliki manfaat yang begitu besar kepada anak terutama dalam memberikan pengalaman belajar yang lebih untuk mereka karena desain pembelajaran berbasis proyek ini dikemas lebih menarik dan tentunya lebih bermakna bagi anak usia dini.
Jadi bisa dikatakan kalau desain pembelajaran berbasis proyek ini sangat cocok dan tepat untuk diberikan kepada anak usia dini yang menjalani proses belajar mengajar dirumah saja.
Pembelajaran berbasis proyek sendiri dikatakan efektif karena pembelajaran ini dapat dikerjakan oleh anak secara individu, berpasangan, maupun kelompok dengan menggunakan fasilitas yang ada.
Kita sebagai pendidik dan para orang tua nih juga bisa meminta anak mendesain sesuatu sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing. Sehingga pembelajaran ini tentunya berpusat kepada anak usia dini sendiri yang melibatkan tugas-tugas sesuai kaitannya dengan kehidupan nyata mereka.
Untuk pemberian tugas sendiri dapat dilakukan secara deskripsi dengan menjadikan peserta didik sebagai ahli atau bahasanya mereka yang mengonsep proyek apa yang akan mereka kerjakan atau rencanakan seperti halnya seorang insinyur maupun seorang penemu professional.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek diantaranya adalah:
Mempersiapkan aktivitas dengan memberikan contoh yang sesuai dengan kehidupan nyata mereka. Sebagai pendidik harus menyiapkan kompetensi dasar dan bahan ajar yang akan diberikan kepada para peserta didik. Setelah itu peserta didik atau anak usia dini perlu dijelaskan atau dideskripsikan apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh peserta didik itu sendiri sesuai dengan kehidupan nyata
Meminta anak sebagai perancang proyek atau desainer itu sendiri. Jadi ide atau konstruksi aktivitas yang akan dilakukan berasal dari peserta didik.
Meminta peserta didik untuk mendiskusikan atau menyampaikan ide gagasan yang diperoleh dengan membahas dan mengumpulkan latar belakang informasi yang diperlukan misalnya aktivitas rancangan yang akan dikerjakan sebelum melakukan proyek mereka menyiapkan dan mendiskusikan dengan benar-benar persiapan yang dibutuhkan.
Peserta didik dengan guru bersama-sama melakukan aktivitas menegosiasikan kriteria evaluasi yang akan dilakukan. Jadi komponen-komponen yang akan dikembangkan oleh peserta didik sebelum dinilai terlebih dahulu didiskusikan bersama pendidik atau guru.
Meminta kepada setiap peserta didik yang sudah mengumpulkan material yang diperlukan, misalnya ide rancangan mereka atau aktivitas yang akan dilakukan sesuai dengan tema atau ide yang diberikan kemudian mereka diminta untuk mengumpulkan bahan dan alat serta mencatatnya, sehingga ide maupun aktivitas yang mereka konstruksikan dapat dikembangkan.