Mohon tunggu...
Yenni PutriAmalia
Yenni PutriAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hallo ini kali pertama saya menulis arikel yang akan di up di media, saya merupakan orang yang mudah berbaur dengan banyak orang dan menyukai kegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Viral Hoaks Vaksinasi Covid-19 Menyebabkan Hepatitis Akut

21 Mei 2022   22:38 Diperbarui: 21 Mei 2022   22:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Selama masa pandemi Covid-19 adanya media memang sangat membantu penyebarluasan informasi,Pada dasarnya media adalah sebagai tempat untuk semua orang dapat mempublikasi karya-karyanya berupa dokumentasi foto atau video maupun tulisan. Sehingga tanpa di sadari media menjadi makanan kita setiap hari terutama pada saat pandemi. Covid-19 memang menggemparkan semua orang di muka bumi ini dan menjadi hal yang sangat menakutkan untuk masyarakat. Pemberitaan yang terus muncul menginformasikan mulai dari angka kematian,meningkatnya angka yang terpapar virus Covid-19 ditambah lagi dengan banyaknya informasi Hoax dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebar luas membuat masyarakat semakin baik.  

Karena tidak adanya filter, maka banyaknya berita berita positif negatif yang masuk dan diberitakan di media. Sehingga tidak sedikit orang yang memanfaatkan keadaan seperti ini untuk bisa menjadi viral, tidak peduli dengan hal negatif yang telah mereka lakukan itu merugikan sebagian masyarakat. Namun media akan tetap terus memberikan tempat dan celah bagi mereka dikarenakan media akan mengikuti selera dari para penikmat media. Menurut dari sang bassist virus Covid-19 ini adalah wabah yang dikarenakan buatan manusia. Berkaitan dengan ekonomi dunia yang bersangkutan dengan elite global yang dimana kekayaan orang dikendalikan oleh 1% orang yang posisinya akan selalu ada paling tinggi.

Dua tahun lamanya Indonesia dihadiri virus Covid-19 dan pada akhirnya sedikit demi sedikit kasus ini telah berlalu. Vaksinasi yang dihadirkan untuk menjaga kekebalan imun tubuh dari virus Covid-19 awalnya menjadi perdebatan dan pro kontra di tengah masyarakat. Dikarenakan banyaknya informasi informasi yang tersebar mengenai efek dan dampak dari setelah melakukan vaksinasi sehingga lagi lagi hal seperti itu mengakibatkan kekhawatiran para masyarakat yang kemudian akhirnya banyak yang enggan untuk melakukan vaksinasi. Keengganan masyarakat dalam melakukan vaksinasi ini bisa dilihat dari salah satu kasus yang sempat beredar ramai di media online, bahkan sempat menjadi topik pembahasan yang sangat menarik perhatian para pengguna sosial media. Sempat beredar sebuah isu dimana seorang pria yang mengklaim bahwa vaksi Covid-19 dapat menyebabkan hepatitis akut pada anak. Pria ini juga mengeluarkan klaim bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tidak memperhitungkan variabel yang mungkin terjadi kepada anak yang masih berusia 2 tahun yang terkena penyakit hepatitis akut. Pria ini juga mengatakan batita tersebut terkena hepatitis akibat meminum ASI dari ibu yang telah tervaksinasi Covid-19.

Pemberitaan-pemberitaan tentang klaim yang disampaikan oleh pria tersebut seringkali muncul di media-media yang dengan mudah diakses oleh hampir semua orang yang sedang menyelami dunia internet atau jejaring sosial. Akibat banyaknya pemberitaan tentang pernyataan pria ini, Lead Scientist dari Kasus Hepatitis Akut di Indonesia, Prof. dr. Hanifah Oswari mengatakan bahwa kasus ini tidak ada hubungan dengan penyakit Covid-19. Terdapat tiga kasus anak yang terkena hepatitis, beberapa diantaranya terkena hepatitis setelah mendapatkan vaksin Covid-19 dan yang lainnya terkena penyakit hepatitis sebelum mendapatkan vaksin Covid-19. Namun, setelah diteliti dan dilakukannya beberapa perawatan dan juga penganalisaan terhadap penyakit yang diderita oleh anak-anak tersebut, dinyatakan bahwa memang tidak ada bukti kuat hubungan antara hepatitis dan penyakit Covid-19. Bahkan pernyataan Prof. dr. Hanifah Oswari diperkuat oleh Juru Bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tirmidzi, bahwa vaksinasi Covid-19 tidak pernah memengaruhi kandungan ASI.

Dari kasus diatas bisa kita lihat bahwa memang disini banyak orang atau sekelompok tertentu memang dengan sengaja membuat pemberitaan yang tidak benar dengan tujuan untuk menyesatkan atau menjatuh suatu pihak untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Disini terdapat banyak cara untuk menanggulangi arus deras berita-berita yang memang belum tentu bisa dipastikan kebenarannnya. Yang pertama adalah media massa itu sendiri sebagai garda terdepan dalam memverifikasi atau menangkal adanya arus-arus berita hoaks, salah satu contohnya seperti kasus hoaks yang disampaikan pria yang menyatakan hepatitis terpengaruhi oleh vaksin Covid-19. Disini media bisa memberikan semacam edukasi atau informasi tentang sebenarnya apa itu vaksin? Dan apa saja manfaat dari pelaksanaan vaksinasi itu. Cara yang kedua adalah personal dari masing-masing orang yang menerima informasi. Dalam menerima informasi yang masih belum pasti atau rancu dalam kebenarannya, alangkah lebih baik kita membiasakan diri untuk melakukan fact checking agar dapat membatasi diri dari arus informasi-informasi yang tidak jelas kebenarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun