Mohon tunggu...
Inovasi

Polusi Air (Sungai Citarum)

11 Mei 2016   07:21 Diperbarui: 11 Mei 2016   07:25 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sangat tahu tentang peran penting air dalam kehidupan umat manusia di dunia ini. Selain itu, 71 % permukaan bumi di tutupi oleh air. Kita juga dapat menemukan kumpulan air di setiap sisi atau sudut bumi seperti laut, sungai, dan air di pegunungan kutub utara. Itu pun tidak luput menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara yang di anugerahi kekayaan alam dari Yang Maha Kuasa, salah satunya sumber air. Sebagai negara kepulauan yang di setiap sisi negaranya sering di jumpai berbagai macam laut, sungai, dan danau yang memiliki volume lebih jutaan liter air. Kita bisa mengambil contoh Danau Toba yang berada di Sumatera Utara, memiliki luas lebih dari 110.000 hektar dan volume totalnya ialah 308 juta meter kubik.9co

Menurut data di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia termasuk kepada negara dengan sumber air dan tetap bisa bertahan meskipun di landa krisis air sekalipun. Namun kenyataan pahit yang di terima oleh Indonesia menurut United States Agency for International Development(USAID) 2007 adalah hampir 100 % sungai yang berada di Indonesia terkontaminasi oleh E.colidan Coliform. Seperti salah satu sungai di Indonesia yang telah di ketahui memiliki sumber air yang cukup untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Salah satu website milik Amerika yaitu Huffingtonpost.blogspot.com 2013 kemarin, Sungai Citarum masuk kedalam 9 tempat berpolusi di dunia.

Telah kita ketahui bersama bahwa lebih dari 25 juta masyarakat yang hidup di sekitar Sungai Citarum tersebut. Kebanyakan dari mereka mengonsumsi air dari Sungai Citarum untuk kebutuhan sehari-hari. Pernahkah kita bayangkan, tentang 25 juta orang tersebut yang selalu mengonsumsi air dari salah satu tempat berpolusi di dunia? Miris sekali bukan? Sebenarnya apa yang menyebabkan ini terjadi? Ternyata lebih dari 500 pabrik yang berdiri di sekitaran sungai ini, yang tiap harinya selalu menghasilkan limbah dari masing-masing pabriknya tersebut. Kebanyakan dari pabrik tersebut sering sekali tidak memfilter limbahnya sebelum di buang ke dalam sungai. Limbah yang sering di buang umumnya limbah-limbah berbahaya seperti limbah cairan B3 dari pabrik tekstil. Selain itu, limbah pabrik lainnya dan limbah rumah tanggan sering di buang ke sungai dengan jumlah 10 ton per harinya, dan juga 100 tons feses masuk ke dalam sungai ini.

Apakah kita tetap membiarkan kondisi ini terjadi begitu saja? Akankah kita biarkan lebih dari 25 juta orang mati akibat dari polusi gila ini? tidak hanya masalah kematian atau kesehatan, ekonomi Indonesia pun dapat terganggu akan hal ini. Tahun 2008 silam, Asian Bank telah menyebutkan bahwa 45 triliun uang habis akibat dari polusi air ini. 

Sampai kapan Indonesia akan terpuruk seperti ini? Sudah seharusnya dan kewajiban kitalah untuk menjaga alam dan beserta isinya. Tidak dengan membuang limbah sembarangan dan mencelakai sesama umat manusia. Sebaiknya sebelum pembuangan limbah tersebut, dapat melalui proses filterisasi serta menyortir setiap limbah dan zat yang terkandung di dalamnya. Sebenarnya, dengan melakukan tindakan sepele atau kecil seperti itu dapat menjadi tolok ukur untuk masa depan anak cucu kita yang masih membutuhkan alam yang sehat. Dengan simple action kita bisa menyelamatkan mereka nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun